TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Langkah Bank Indonesia yang kembali memangkas suku bunga acuan (BI Rate) menjadi 7 persen, dinilai dapat mendorong konsumsi domestik dalam negeri.
Chief Market Anlyst Forextime Jameel Ahmad mengatakan, penurunan suku bunga acuan pada saat ini bukan sesuatu yang mengagetkan, sebab terdapat ruang untuk pemangkasan dengan melihat data-data ekonomi dalam negeri yang cukup kondusif.
"Penurunan BI Rate karena ada ruang, penurunan ini juga dapat mendorong konsumsi domestik," ujar Jameel, Jumat (19/2/2016).
Jameel memprediksi, ke depan Bank Indonesia dapat kembali menurunkan BI Rate hingga pada kisaran 5 persen hingga 6 persen, seiring pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) yang kian melemah.
Kemarin, Bank Indonesia kembali memangkas BI Rate sebesar 25 basis poin (bps) menjadi 7 persen.
Keputusan tersebut, setelah dilangsungkannya Rapat Dewan Gubernur (RDG) selama dua hari pada 17 Februari-18 Februari 2016.
"Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia memutuskan untuk menurunkan BI Rate menjadi 7 persen," ujar Gubernur BI Agus Martowardojo, Jakarta, Kamis (18/2/2016).
Sebelumnya pada Januari 2016, Bank Indonesia telah menurunkan BI Rate menjadi 7,25 persen dari sebelumnya 7,5 persen.