TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- PT KAI Commuter Jabodetabek (KCJ) hingga saat ini masih setia menggunakan rangkaian Kereta Rel Listrik (KRL) buatan Negeri Sakura Jepang.
Alasannya karena kemiripan spesifikasi teknis kondisi rel Indonesia dan Jepang.
Menurut Eva Charunisa, Manajer Humas PT KAI Commuter Jabodetabek (KCJ), kondisi rata-rata lebar rel di kedua negara sama yakni sekitar 1,067 mm.
Sedangkan kebanyakan negara lain sudah memiliki lebar rel yang lebih luas yakni 1.435 mm. "Sehingga produk KRL nya juga menyesuaikan dan untuk sementara hanya cocok dari Jepang," ujar Eva, Senin (21/3).
Seperti diketahui bersama, tahun ini KCJ akan mendatangkan kembali secara bertahap 60 unit KRL dari Jepang. Rencananya akan dibagi tiga gelombang hingga akhir tahun dan akan dimulai pada bulan Juli ini. Sedangkan tahun lalu, KCJ mengimpor 120 unit.
Meski pun merupakan KRL bekas, namun Eva meyakinkan bahwa kualitas produk Jepang sangat baik. "Bisa tahan 10-15 tahun ke depan," bebernya.
Eva juga menjelaskan perbedaan yang cukup signifikan antara KRL bekas dengan KRL anyar. Untuk KRL baru, satu unitnya bisa mencapai Rp 12 miliar-Rp 14 miliar.
Sedangkan harga KRL bekas juga cukup miring, karena cukup ditebus dengan harga Rp 800 miliar hingga Rp 1 miliar.
Reporter: Ragil Nugroho