TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Perum Perhutani bertekad untuk mengurangi penebangan hutan. Sebab, saat ini pasokan pohon semakin menipis untuk sektor industri kayu.
"Kami mau preservasi hutan selama lima tahun ke depan," ujar Direktur Utama Perhutani Mustoha Iskandar di Gedung Manggala Wanabakti, Jakarta, Rabu (30/3/2016).
Untuk mendorong bisnis kayu, Perum mengandalkan dari sektor hilir yakni nonkayu. Dengan begitu produk bahan baku masih bisa terjaga, namun tidak merugikan Perhutani dari segi bisnis.
"Saat ini bisnis nonkayu dan kayu masih berkisar 50:50, tapi ke depan 75 persen dari non kayu," kata Mustoha.
Pada 2016, Perhutani menargetkan pendapatan mencapai sekitar Rp 5 triliun, sedangkan pada 2015 perseroan berhasil meraup pendapatan sekitar Rp 3 triliun.
Mustoha memaparkan produk hilirisasi untuk sektor Energi Baru Terbarukan (EBT) akan digenjot, karena paling banyak menyumbang pendapatan sekaligus menjalankan program pemerintah untuk mengurangi energi fosil.
"Tanaman energi ini makin gencar, karena kita tahu cadangan energi fosil 10 tahun ke depan bakal habis," papar Mustoha.