TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kandungan oktan bahan bakar gas (BBG) yang didistribusikan Mobile Refueling Unit (MRU) milik PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (PGAS), setara dengan Pertamax Plus yaitu sebesar 95.
Itu artinya, emisi gas buang yang dihasilkan dari hasil pembakaran gas yang didistribusikan PGN lebih ramah lingkungan ketimbang emisi gas buang yang dihasilkan dari bahan bakar fosil seperti Pertalite atau bahkan Pertamax yang masing-masing beroktan 90 dan 92.
"BBG ini kadar oktannya sebesar 95 (seperti Pertamax Plus)," ujar Teknisi MRU Eko Tria saat ditemui di lapangan IRTI, Jakarta, Jumat (15/4/2016).
Dengan nilai ekonomis yang jauh lebih murah ketimbang bahan bakar minyak, membuat bahan bakar gas menjadi primadona baru bagi kalangan pebisnis transportasi.
Tengok saja, harga bahan bakar gas untuk setiap pengisian Bajaj biru hanya berkisar diangka Rp 21 ribu untuk 6 liter (bar), sedangkan untuk volume yang sama jika menggunakan bahan bakar minyak berjenis Pertalite, rupiah yang harus dikeluarkan mencapai Rp 42.600.
Anto, salah satu pengemudi Bajaj biru mengatakan, dengan jumlah uang tersebut kendaraannya dapat beroperasi dari pagi hingga malam hari dengan total konsumsi bahan bakar gas sebanyak 6 liter (bar).
"Kalau menggunakan bensin jadi jauh lebih mahal, lebih irit juga, tapi tempat pengisian gas masih belum banyak, kalau diperbanyak jadi lebih enak," ujar Anto.