News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Gempa di Jepang

Gempa di Jepang: Toyota, Nissan, Honda dan Sony Stop Produksi

Editor: Choirul Arifin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Warga Mashiki, di Prefektur Kumamoto, Jumat (15/4/2016)memeriksa kondisi rumah mereka yang hancur oleh gempa.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Beberapa perusahaan besar Jepang terkena imbas akibat gempa bumi yang melanda negara itu beberapa hari lalu.

Toyota, produsen mobil dengan penjualan terbesar di dunia, adalah salah satu yang terimbas parah di antara perusahaan-perusahaan besar Jepang.

Toyota menyatakan mengalami kekurangan pasokan suku cadang akibat gempa dan menunda produksi kendaraan di seluruh Jepang pekan ini.

Saham Toyota pun jatuh 4,8 persen pada perdagangan hari Senin (18/4/2016) kemarin. Akibatnya, saham bursa Nikkei pun terkoreksi 3,4 persen.

Beberapa produsen mobil lainnya pun melaporkan terkena imbas yang sama usai gempa. Honda menghentikan sementara operasional pabrik sepeda motor di Kumamoto, kota yang paling parah terdampak gempa.

Pabrik yang memproduksi 750 unit sepeda motor per hari itu akan tetap berhenti beroperasi setidaknya hingga Jumat (22/4/2016) mendatang ketika Honda akan memutuskan akan kembali membuka pabrik tersebut atau tidak.

Dua pabrik Nissan juga terkena dampak gempa. Pihak Nissan menyatakan kedua pabrik tersebut sudah kembali dibuka, namun terlalu cepat untuk mengatakan keduanya akan kembali ke kapasitas penuh.

Selain industri otomotif, perusahaan teknologi Sony menyatakan menghentikan operasi di pabrik di Kumamoto yang memproduksi semikonduktor dan sensor gambar.

Sony masih memetakan kerusakan untuk mempertimbangkan pabrik tersebut akan kembali ke operasional semula. Akan tetapi, dampak pasca gempa di area tersebut bisa terus berlanjut.

Beberapa kegiatan produksi di dua pabrik Sony lainnya juga dihentikan sementara dan dioperasikan kembali pada Minggu (24/4/2016) mendatang.

"Skala kerusakan tidak terlihat besar dan penghentian produksi oleh beberapa manufaktur raksasa akan dihentikan dalam waktu yang tidak lama," ujar analis Marcel Theliant dari Capital Economics.

Penulis: Sakina Rakhma Diah Setiawan

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini