Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat Ekonomi dari UGM Revrisond Baswir menilai jumlah nama pejabat ataupun pengusaha Indonesia di Panama Papers masih terbilang kecil, jika dibandingkan terdapat gelombang Singapura Papers.
Menurut Revrisond, bagi Indonesia bahwa Singapura sesungguhnya jauh lebih strategis dari pada pusat-pusat keuangan offshore lainnya, sebab negara tersebut merupakan menempati urutan keempat di dunia soal keuangan offshore.
"Jadi akan lebih maut jika berbicara Singapura Paper dalam kontek Indonesia," ucapnya Revrisond di Jakarta, Selasa (19/4/2016).
Revrisond mengatakan, jumlah dana warga negara asing yang ditempatkan di Singapura mencapai 70 persen dari total dana perbankan yang terdapat di negara tersebut.
"Sekitar 30 persen sampai 50 persennya, diperkirakan berasal dari Indonesia," ujar Revrison.
Beberapa waktu lalu beredar bocornya dokumen milik firma hukum asal Panama, Mossack Fonseca, yang di dalanya terdapat dokumen berisi data perusahaan bayangan di yurisdiksi bebas pajak (offshore) yang dimanfaatkan untuk menghindarkan pajak.