News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pelesir dan Liburan Pakai Paket Wisata Citilink Plus PHRI, Siapa Takut?

Editor: Choirul Arifin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pesawat Citilink Airbus A320-214 di Bandara Sultan Iskandar Muda, Banda Aceh, 3 Maret 2016.

TRIBUNNEWS.COM, BALI- Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) dan maskapai PT Citilink Indonesia menjalin sinergi. Hasilnya, kedua pelaku bisnis leisure tersebut meluncurkan paket wisata khusus dengan memanfaatkan jaringan hotel di bawah naungan PHRI.

“Citilink memiliki banyak penumpang, rute dan bisa membuka destinasi. Sementara PHRI memiliki banyak hotel dan restoran. Kalau ini dikombinasikan, bisa dibuat paket,” kata Albert Burhan, CEO PT Citilink Indonesia dalam keterangan resmi, Kamis (21/4/2014).

Dalam kerjasama paket wisata ini Citilink menyelaraskan dengan 10 destinasi wisata baru yang diusung Kementerian Pariwisata seperti Wakatobi, Danau Toba, Mandalika, Labuan Bajo, Borobudur dan Morotai.
“Kami akan sesuaikan dengan mempertimbangkan profit dan kesiapan infrastruktur destinasi Tanah Air, karena Mandalika, Morotai dan Tanjung Lesung belum bisa didarati Airbus,” ujarnya.

Burhan menambahkan, destinasi yang akan dituju adalah daerah yang masih lemah dan perlu lebih digenjot dalam hal promosi, namun memiliki aksesibilitas dan potensi wisata.

Ketua Umum PHRI Hariyadi Sukamdani mengatakan, PHRI menargetkan sekitar 20.000 kamar hotel per malam terisi selama satu bulan di 20 destinasi yang akan diterbangi Citilink.

“Setiap tahun kami tawarkan dua paket. Pertama Februari saat ‘low season’, berikutnya Juni-Juli saat Ramadhan,” tuturnya.

Momen yang diincar dari kerjasama Citilink PHRI ini adalah saat musim sepi kunjungan atau low season.

Sistem paket berupa tandem yang dinilai lebih praktis dibandingkan sistem “bundling” yang dinilainya lebih merepotkan secara teknis.

Menteri Pariwisata Arief Yahya menyambut baik kerjasama PHRI dan Citilink itu. Menurutnyua, pariwisata Indonesia sangat pergantung pada 3A, akses, atraksi dan amenitas.

"Kerja sama ini akan memperkuat akses atau konektivitas menuju destinasi pariwisata Indonesia, yang rata-rata berada di pulau-pulau yang membutuhkan jembatan udara," katanya.

Reporter: Pamela Sarnia

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini