TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Berdasarkan data Kementerian Pendidikan RI, ada 4,4 juta siswa SMK yang bisa menjadi generasi siap pakai.
Tenaga siswa lulusan SMK itu berpotensi memenuhi visi ekonomi digital itu secara cepat, sesuai target Presiden Joko Widodo
“Kenapa SMK, karena kita memang perlu tenaga siap pakai sebanyak mungkin. Kita butuh secara massif tenaga developer. Nah, yang bisa kerja cepat dengan biaya tidak mahal itu SMK,” ujar Ketua Komite Penyelarasan Teknologi Informasi dan Komunikasi (KPTIK) Dedi Yudiant, Rabu (20/4/2016).
Sejauh ini, lanjut Dedi, kurikulum SMK pun sudah banyak bersinergi ke sektor-sektor industri. Kerja Pemerintah berikutnya tinggal membentuk siswa SMK itu sebagai tenaga TIK siap pakai, yang dapat bersaing.
"Bahkan siswa SMK mengungguli kemampuan dan keterampilan tenaga kerja bertitel sarjana," kata Dedi.
Ada sekitar 1 juta siswa SMK yang lulus dari sekolahnya setiap tahun. Para siswa itu tak cuma ada di kota, tapi juga di desa-desa di seluruh Tanah Air. Para pelajar SMK itulah yang perlu dibidik menjadi operator digital ekonomi Indonesia.
Dedi pun melihat dari berbagai sisi di dalam ekonomi digital. Mulai dari konseptor, pembuat program aplikasi, pembuat desain web, sampai operator-operator yang akan menjalankan aplikasi-aplikasi itu sendiri di masyarakat.
"Yang paling banyak SDM siap pakai itu, siapa lagi kalua bukan adik-adik kita di SMK,” jelas Dedi.