TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Daya beli masyarakat yang lesu sejak tahun lalu masih dirasakan imbasnya oleh pebisnis ritel busana seperti PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk.
Sepinya bisnis ritel departemen store membuat manajemen PT Ramayana Lestari Sentosa memutar akal dengan merombak sebagian gerai eks Robinson menjadi gerai khusus kebutuhan pokok sehari-hari (SPAR).
Tahun ini ada 20 gerai eks Robinson yang akan diubah menjadi menjadi supermarket SPAR.
Agar momentumnya pas untuk menggaet konsumen, 10 gerai diantaranya akan dioperasikan sebelum Ramadan tiba, awal Juni 2016 ini.
Sepuluh gerai sisanya akan dibuka usai Lebaran.
Sebagian besar gerai ini berlokasi di sekitar Jakarta Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek).
Anggaran belanja modal untuk pembukaan satu gerai SPAR baru Rp 50 miliar–Rp 70 miliar.
Untuk merealisasikan rencana ini, manajemen Ramayana telah menyiapkan belanja modal total Rp 300 miliar tahun ini.
"Kami agak kerepotan dengan menjamurnya minimarket. Tapi itu realita yang harus kami hadapi. Maka kami harus mengubah supermarket Robinson menjadi SPAR," kata Setyadi Surya, Sekretaris Perusahaan PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk, Jumat (22/4/2016).
Sepanjang 2015 lalu, perusahaan ini sudah membuka 16 gerai SPAR. Namun selain membuka gerai baru, mereka juga melakukan penutupan tiga gerai yang dianggap tidak memenuhi target bisnis.
Sayangnya Setyadi belum mengungkapkan berapa besar dampak perubahan Robinson menjadi SPAR ini terhadap target pendapatan tahun ini.
Usaha menyulap Robinson menjadi SPAR ini baru dimulai semester II-2015.
Hanya saja tahun ini mereka menargetkan penjualan sebesar Rp 8,3 triliun atau tumbuh 6,7 persen dibandingkan dengan tahun lalu.
Pencapaian pada kuartal I–2016, baru sebesar Rp 1,484 triliun, atau turun 0,5 persen daripada tahun lalu sebesar Rp 1,492 triliun.
Selain membuka gerai SPAR, Ramayana tetap menambah dua gerai department store tahun ini. Satu berlokasi di Solo Jawa Tengah, yang rencananya akan dibuka Mei nanti.
Satu gerai lagi akan dibuka di Jabodetabek dengan kebutuhan belanja masing-masing gerai sekitar Rp 50 miliar sampai Rp 100 miliar.
Gerai-gerai baru ini mereka siapkan untuk menyambut puncak panen penjualan industri ritel yakni pada bulan Ramadan atau Lebaran.
Selain itu periode ini akan ditambah musim masuk sekolah.
Reporter: Pamela Sarnia