TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Pertamina Lubricants menyayangkan banyaknya produk pelumas yang dipalsukan.
Direktur Utama Pertamina Lubricants, Gigih Wahyu Hari Irianto mengatakan, hasil riset perusahaan sebagian besar pemalsuan produk itu untuk pelumas-pelumas otomotif, seperti Fastron, Enduro, dan Mesran.
"Kebanyakan yang dipalsukan itu roda dua maupun roda empat. Baik kemasan maupun drum," ungkap Gigih, Selasa (26/4/2016).
Gigih menjelaskan, para pemalsu tersebut biasanya menjual pelumas di daerah-daerah pinggiran.
Mereka memanfaatkan ketidaktahuan masyarakat dengan menjual brand Pertamina.
"Dijualnya ke daerah tertentu ke area pedesaan. Bengkel perkampungan," ucap dia.
Gigih mengungkapkan, adanya pemalsuan tersebut sangat berdampak pada kinerja keuangan Pertamina Lubricant.
Oleh karena itu, pihak Pertamina Lubricant sudah berdiskusi kepada pemerntah untuk meningkakan regulasi Standar Nasional Indonesia (SIN).
Selain itu, dari pihak Pertamina Lubricant juga sudah melakukan beberapa inovasi pada kemasan untuk mencegah pemalsuan tersebut.
"Kita ada antipemalusan seperti dilaser tutupnya. Pokoknya kita berinovasi lah. Kita inginkan supaya penegak hukum bisa antisipasi. Tinggal regulasi. SNI sebagai salah satu tools. Kita sudah bilang ke pemerintah ESDM dan perindustrian terkait hal itu," tuturnya.