TRIBUNNEWS.COM, PARIS- Kinerja produsen pesawat Eropa, Airbus Group NV di sepanjang kuartal pertama tahun ini terjun bebas. Pada kuartal I-2016, Airbus mencatat laba kotor (sebelum bunga dan pajak) sebesar 501 juta euro.
Laba tersebut turun sekitar 23 persen dibandingkan periode serupa tahun 2015 yang mencapai 651 juta euro.
Penurunan laba ini tidak sejalan dengan penjualan perusahaan yang naik tipis sebesar 1 persen menjadi 12,2 miliar euro di kuartal I-2016.
Chief Executive Officer Airbus Tom Enders, mengatakan, penurunan laba perusahaan pada kuartal pertama tahun ini dipicu oleh keterlambatan pengiriman dua jet terbarunya seri A320.
Pasalnya, kata Enders, produksi pesawat Airbus A320 Neo tertunda sampai kuartal kedua tahun ini.
Hal ini disebabkan produsen mesin pesawat asal Amerika Serikat (AS), Pratt & Whitney masih memperbaiki mesin pesawat Airbus A320 Neo.
Selain terlambatnya pengiriman Airbus A320 Neo, penurunan laba perusahaan juga dipicu masalah produksi dan pengiriman Airbus seri A400M yang terpukul isu terkait masalah gearbox baling-baling pesawat berkapasitas empat mesin tersebut.
“Keterlambatan produksi dan pengiriman itu memukul keuangan perusahaan yang signifikan,” kata Enders, Kamis (28/4/2016).
Namun Enders optimistis kinerja produsen pesawat yang berbasis di Perancis tersebut akan kembali pulih.
Bahkan, dia optimistis, pengiriman pesawat Airbus yang dipesan konsumen bisa terpenuhi di tahun ini.
Hingga akhir tahun, Enders menargetkan Airbus bisa menyerahkan 650 pesawat pesanan. Angka ini naik 15% dibandingkan pengiriman pada 2015.
"Kami mengharapkan kinerja keuangan stabil dari pengiriman pesawat, sehingga kas dan laba perusahaan membaik menjelang akhir tahun ini," kata Enders.
Sumber : Bloomberg