TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Manajemen Go-Jek menyatakan, sebagai perusahaan startup di bisnis transportasi online di Indonesia, pihaknya memiliki back up pendanaan sangat kuat.
Rini Widuri Ragillia, PR Manager Go-Jek Indonesia mengutip pernyataan Nadiem Makarim, CEO dan founder Go-Jek dalam surat elektroniknya kepada Tribun, Selasa (3/5/2016) menyatakan, Go-Jek merupakan salah satu perusahaan start-up dengan pendanaan terkuat di Indonesia.
"Go-Jek merupakan salah satu perusahaan start-up dengan pendanaan terkuat di Indonesia. Kekuatan modal kami dapat tercermin dari inovasi produk dan pelayanan yang terus menerus kami hadirkan untuk masyarakat dan pengguna jasa Go-Jek, termasuk promosi dan ekspansi bisnis di berbagai daerah di Indonesia," kata Rindu mengutip pernyataan Nadiem Makarim.
Rindu menambahkan, saat ini, Go-Jek tidak sedang mencari investor.
"Namun tentunya kami selalu terbuka terhadap segala peluang untuk dapat memperkuat dan memperbesar bisnis kami demi melayani lebih banyak masyarakat Indonesia," katanya.
"Kami juga terus menjaga hubungan baik dengan investor dan calon investor yang percaya akan kemampuan dan masa depan Go-Jek," imbuhnya.
Pernyataan Rindu ini mengklarifikasi artikel di Tribunnews dengan source dari Reuters sebelumnya pada judul di bawah ini:
Keuangan Go-Jek Terkuras Karena Tarif Murah
"Pernyataan yang disampaikan oleh Nadiem kepada Reuters terkait pendanaan (fund raising) diberikan dalam konteks dimana perusahaan-perusahaan start-up di seluruh dunia termasuk Go-Jek secara kontinu mencari pendanaan supaya bisnisnya bisa tumbuh berkelanjutan," jelas Rindu.
Dia menambahkan, pernyataan tersebut tidak berhubungan dengan subsidi ataupun situasi keuangan di Go-Jek.
"Pernyataan GO-JEK mengenai subsidi dalam artikel tersebut diberikan dalam konteks memberikan contoh/perspektif terhadap model bisnis yang tidak berkelanjutan. Sehingga, dua pernyataan terkait fund raising dalam konteks general dari sebuah perusahaan start-up dan soal subsidi menanggapi pernyataan Reuters, merupakan dua pernyataan yang berbeda dan tidak berhubungan, apalagi disimpulkan sebagai wacana seakan GO-JEK mengalami kehabisan uang atau kesulitan pendanaan," bebernya.
"Oleh karena itu, pemberitaan yang menyimpulkan bahwa Go-Jek mencari pendanaan atau kehabisan uang karena pemberian subsidi adalah tidak benar," kata dia.