TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengelolaan Blok Masela diputuskan Presiden Joko Widodo menggunakan skema onshore (darat) memakai pipa untuk menyalurkan gas.
Pada pelaksanaannya dua kontraktor lapangan Gas Abadi, Shell dan Inpex Masela Ltd harus mengikuti skema tersebut.
Menteri Koordinator bidang Kemaritiman Rizal Ramli mengizinkan Shell dan Inpex Masela Ltd mendapatkan keuntungan dari Blok Masela.
Namun hasil yang didapatkan tidak boleh lebih besar dengan pemasukan negara dari Blok yang berada di laut Maluku.
"Kita kan ingin juga Inpex nya untung, Shell-nya juga untung. Tapi jangan berlebihan," ujar Rizal di gedung BPPT I, Jakarta, Rabu (11/5/2016).
Saat ini seluruh kementerian teknis terkait Blok Masela sedang menghitung jumlah gas bumi yang bisa diekspor dari Blok Masela. Keuntungan tersebut akan dibagi kepada Shell dan Inpex.
"Kita juga hitung dan bikin skenario kira-kira alokasinya untuk ekspor LNG (Liquefied Natural Gas) berapa," kata Rizal.
Rizal menambahkan pemerintah juga mengkalkulasi angka kebutuhan gas bumi yang bisa digarap di dalam negeri.
Hal itu akan berdampak kepada pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan masyarakat di wilayah tersebut.
"Nah sisanya, kita ingin mengembangkan untuk pupuk, petrokimia dan sebagainya," papar Rizal.