TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Koperasi dan UKM sudah menyiapkan regulasi terkait sektor usaha e-commerce.
Deputi Bidang Produksi dan Pemasaran Kementerian Koperasi dan UKM I Wayan Dipta mengungkapkan saat ini merupakan momen yang penting dan pas bagi Indonesia untuk mengembangkan UMKM melalui bisnis e-commerce.
"Roadmap tentang e-commerce sudah disusun sejak tahun lalu. Tinggal menetapkan aturan mengenai start-up yang datang dari luar negeri," ujar Wayan pada acara penandatanganan kesepakatan kerjasama antara Hipmikindo dengan PT Asean Bay Indonesia, di Jakarta, Rabu (25/5/2016).
Menurut Wayan, pihaknya terus mengawal UMKM Indonesia untuk segera memasuki bisnis e-commerce.
Pasalnya penjual tidak perlu lelah dan mahal bikin toko.
"Cukup bisnis lewat e-commerce. Lihat saja, mal-mal besar di Singapura dan AS banyak yang tutup karena konsumen banyak beralih ke belanja online," tutur Wayan.
Namun, Wayan mengakui bahwa kendala bahasa (Inggris) masih menjadi kendala bagi UMKM Indonesia untuk berkiprah di bisnis e-commerce.
Sampai saat ini ada beberapa tantangan bagi UMKM untuk masuk ke bisnis e-commerce, diantaranya, bahasa, infrastruktur, financial support, serta rasa aman bagi UKM dan konsumen.
"Seharusnya tak usah ragu lagi dengan melihat tren bisnis e-commerce di seluruh dunia," tutur Wayan.
Sementara itu, dalam kesempatan yang sama, Ketua Umum Hipmikindo H Mas Panjaitan mengatakan, dengan MoU ini berarti Hipmikindo akan merubah mindset para pelaku UKM Indonesia menuju e-commerce.
“Ini merupakan tonggak sejarah bagi UKM Indonesia yang dipelopori Hipmikindo,” kata dia.
Oleh karena itu, Hipmikindo bersama PT Asean Bay Indonesia akan mengambil bagian untuk bisa melakukan ekspor komoditi Indonesia secara cepat dan mudah.
Sampai akhir Desember ini, pihaknya bisa merekrut 4.000 hingga 5.000 UKM untuk dipersiapkan sebagai UKM ekspor.
Sedangkan CEO & Founder PT Asean Bay Indonesia M Syafiq mengatakan, UKM-UKM Indonesia kalau cara memasarkan produk-produknya masih secara tradisional maka akan ketinggalan.
“Oleh karena itu dunia ke depan harus berubah dari era offline menuju online. Untuk menghadapi itu, kita harus mempersiapkan diri kita,” tegas M Syafiq.