TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Tak dipungkiri, gerai yang menjajakan olahan bebek dan ayam terus diburu masyarakat. Selain terbilang praktis, cita rasa daging bebek dan ayam yang dicocolkan ke berbagai jenis sambal cocok di lidah masyarakat Indonesia.
Salah satu pelaku usaha yang memanfaatkan peluang ini adalah Rahmad Khairul Huda yang mengusung brand Bek Gun's di Gresik, Jawa Timur.
Mendirikan usaha sejak 2012, Rahmad resmi menawarkan kemitraan pada Oktober 2015.
Saat ini terdapat 25 mitra Bek Gun's yang tersebar di Surabaya, Sidoarjo, Gresik, Mataram dan Palembang.
Jika ingin berinvestasi, sediakan dana Rp 7,5 juta. Dengan dana tersebut mitra akan mendapat gerobak, peralatan, bahan baku awal dan tenda.
"Nantinya mitra tidak akan ditarik biaya royalti. Hanya saja bumbu dan sambal harus dipasok dari pusat," kata Rahmad.
Ada dua menu utama yang dijual Bek Gun's, yakni menu nasi bebek yang dihargai Rp 16.000 per porsi, dan nasi ayam dihargai Rp 15.000 per porsi.
Bumbu dan olahan rasanya ada tiga macam, yaitu goreng, bumbu hitam dan rica-rica.
Sambalnya juga ada tiga jenis, yakni sambal korek, sambal lombok merah dan sambal cabai hijau.
Harga jual tersebut sudah dipatok untuk penjualan di Pulau Jawa.
"Tapi di luar Pulau Jawa bisa di kisaran Rp 25.000 per porsi karena harga bahan baku di sana memang lebih mahal," tutur Rahmad.
Soal pasokan bahan baku daging ayam dan daging bebek, Rahmad menyatakan, mitra harus menyediakan sendiri.
Syaratnya, bebek dan ayam tersebut harus memiliki berat sekitar 1,3 kilogram dengan usia 45 hari.
"Mitra juga harus melihat sendiri tingkat higienis daging karena saat ini flu burung marak lagi," tandasnya.