TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Komoditi emas berhasil merangkak terbatas memanfaatkan antisipasi sajian data ekonomi tenaga kerja AS malam nanti yang akan jadi penentu pergerakan USD ke depannya.
Mengutip Bloomberg, Jumat (3/6/2016) pukul 16.55 WIB harga emas kontrak pengiriman Agustus 2016 di Commodity Exchange naik 0,08% ke level US$ 1.213,60 per dollar AS.
Nantinya data tenaga kerja AS akan menjadi sinyal lanjutan kenaikan suku bunga The Fed.
Diprediksi data upah rata-rata tenaga kerja AS Mei 2016 merosot dari 0,3% menjadi 0,2%, data non farm payroll turun dari 160.000 menjadi 159.000 dan terakhir tingkat pengangguran positif dari 5,0% menjadi 4,9%.
Data yang beragam ini jelas menimbulkan spekulasi di pasar. Hal ini yang kemudian menguntungkan posisi emas sebagai safe haven.
Pelaku pasar cenderung memburu emas hingga keadaan sudah lebih jelas dan pasti walau memang ini diduga hanya rebound sementara dengan tekanan koreksi yang besar.
“Faktor utama yang membuat sell off emas tinggi adalah tumbuhnya ekspektasi kenaikan suku bunga The Fed. Selain secara teknikal posisinya memang sudah overbought yang memicu koreksi,” ujar Jordan Eliseo, Sydney based Chief Economist Australian Bullion Co, seperti dikutip dari Bloomberg, Jumat (3/6/2016).
Selain itu menurut Jordan, koreksi yang terjadi pada harga emas saat ini jadi kesempatan bagi pelaku pasar yang belum sempat berburu emas.
Beli di saat rendah untuk kemudian menikmati keuntungan jika nantinya harga emas kembali terbang. Jika The Fed gagal menaikkan suku bunga.
Reporter: Namira Daufina