TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Angkasa Pura II (AP II) batal menggunakan kata 'ultimate' di belakang nama Terminal 3 yang baru di Bandara Soekarno-Hatta, Cengkareng, Banten.
Head of Corporate Secretary & Legal PT Angkasa Pura II (Persero) Agus Haryadi tidak menjelaskan secara rinci alasan pembatalan nama terminal bandara yang menelan investasi Rp 7 triliun itu.
"Kami tegaskan di Bandara Internasional Soekarno-Hatta saat ini hanya terdapat Terminal 1, 2, dan 3," ujar Agus dalam ketarangan resminya di, Jakarta, Rabu (22/6/2016).
Meski begitu Agus menjelaskan asal mula penamaan Terminal 3 Ultimate.
Menurutnya, nama itu dipilih agar masyarakat bisa membedakan terminal 3 yang baru dengan terminal 3.yang sudah ada.
Pada 2009 silam, Presiden RI ke-6, Susilo Bambang Yudhoyono meresmikan Terminal 3 existing.
Namun beberapa tahun kemudian, AP II mengembangkan terminal tersebut dengan membangun bangunan yang lebih besar dan megah.
"Arti dari kata ultimate itu sendiri adalah bahwa pengembangan yang dilakukan di Terminal 3 kali ini sudah paling maksimal, tidak bisa lebih dari yang sudah berdiri saat ini.” kata Agus.
Terminal 3 baru itu memiliki luas bangunan 422.804 meter persegi dengan kapasitas 25 juta penumpang per tahunnya.
Di dalam, ada 28 gates yang terdiri dari sepuluh gate penerbangan internasional dan 18 gate penerbangan domestik.
Awalnya, terminal baru Bandara Internasional Soekarno-Hatta itu akan dioperasikan pada 20 Juni 2016 kemarin.
Lantaran dianggap belum memenuhi syarat, maka pengoperasiannya ditunda setelah Lebaran nanti.
Penulis: Yoga Sukmana