TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Upaya perusahaan operator seluler yang membangun infrastruktur telekomunikasi hingga ke pelosok nusantara mendapatkan apresiasi positif dari sejumlah kepala daerah dan wakil kepala daerah.
Pembangunan infrastruktur telekomunikasi itu berdampak sangat besar terhadap kemajuan perekonomian masyarakat di daerah.
Hal tersebut diungkapkan oleh sejumlah kepala daerah dan wakil kepala daerah kepada wartawan, Kamis (23/6).
Mereka adalah Ketua Bidang Humas dan Promosi Daerah Asosiasi Pemerintah Kabupaten Seluruh Indonesia (APKASI) yang juga Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, Wakil Gubernur Jawa Timur Saifullah Yusuf, dan Wakil Gubernur Kalimantan Utara Udin Hianggio.
"Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) sudah menjadi infrastruktur kelima yang fungsinya untuk meningkatkan layanan publik," kata Anas.
Menurut dia, adanya jaringan telekomunikasi di daerah sangat membantu dalam hal administrasi pemerintahan.
Selain itu, pembangunan jaringan infrastruktur telekomunikasi di daerah oleh operator seluler juga sangat memudahkan kelancaran komunikasi dan aktivitas perekonomian masyarakat daerah.
"Peningkatan penggunaan internet sebesar 10% di suatu daerah, dapat mendongkrak ekonominya 1,38%," kata Anas mengutip sebuah riset.
Sebagai catatan, menurut MobileWorldLive, hingga kuartal ketiga 2015, perusahaan operator seluler Telkomsel menguasai pangsa pasar nasional sebesar 45%, Indosat 21,6%, Tri Indonesia 14,4%, dan XL Axiata 14%.
Tahun lalu, Telkomsel, yang merupakan anak usaha BUMN PT Telekomunikasi Indonesia Tbk (Telkom), menggencarkan pembangunan dan pengelolaan infrastruktur fiber optic hingga ke wilayah Timur Indonesia, salah satunya dengan membangun jaringan fiber optic sepanjang 8.772 kilometer yang menghubungkan kawasan Sulawesi, Maluku, dan Papua.
Gus Ipul - sapaan Saifullah Yusuf - menyebut Telkomsel sebagai operator seluler yang berperan besar dalam pembangunan infrastruktur telekomunikasi di daerah-daerah.
Dengan adanya pembangunan tersebut, kata dia, masyarakat di daerahnya memiliki fasilitas telekomunikasi yang memadai sehingga dapat menggali potensi dirinya sekakigus menjadi bagian dari masyarakat global.
"Jumlah UMKM di wilayah Jawa Timur saat ini mencapai 4,2 juta, mayoritas adalah usaha mikro, ada yang sudah menembus pasar ekspor. Dengan kondisi geografis yang belum seluruhnya terkoneksi dengan baik oleh jalan, tentu keberadaan infrastruktur telekomunikasi sangat membantu perekonomian," kata Gus Ipul.
Dari luar Pulau Jawa, Wagub Kalimantan Utara Udin Hianggio menyatakan infrastruktur telekomunikasi adalah sesuatu yang vital dan sangat dibutuhkan masyarakat.
Sebagai provinsi termuda, juga daerah perbatasan, infrastruktur jalan, termasuk telekomunikasi, di Kalimantan Utara masih jauh dari memadai.
Menurut Udin, pembangunan infrastruktur telekomunikasi di Kalimantan Utara sudah mendesak dilakukan.
Apalagi, Kalimantan Utara, adalah provinsi yang berbatasan langsung dengan negara tetangga. Atau bisa dikatakan, beranda depan negara.
"Masih banyak yang tak bisa menikmati sinyal telepon," kata Udin.
Karena itu, dia mendukung upaya perusahaan operator seluler seperti Telkomsel untuk terus membangun infrastruktur seperti menara BTS di provinsi yang berbatasan dengan negara tetangga tersebut.
Bahkan ia bertekad mewujudkan di setiap kecamatan terdapat satu menara BTS.
"Setidaknya ada satu menara BTS di setiap kecamatan. Daerah kita kan sulit, terpencil dengan sarana terbatas. Tapi kita sudah berusaha berkoordinasi dengan pemangku kepentingan telekomunikasi," kata Udin.