TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Rencana pembentukan holding energi oleh Menteri BUMN Rini Soemarno menuai banyak kritikan dari para ahli.
Salah satunya opini dari kaum intelektual Universitas Gadjah Mada yang menilai holding tersebut belum bisa menyelesaikan masalah energi di dalam negeri.
"Holding BUMN Energi dinilai belum memiliki motivasi kuat untuk menyelesaikan karut marut permasalahan dan tantangan energi nasional," ujar Kepala Pusat Studi Energi UGM Deendarlianto di Jakarta, Kamis (30/6/2016).
Deendarlianto menilai rencana ini perlu disikapi dan dikaji lebih mendalam dari aspek korporasi, ekonomi, hukum, dan teknis. Karena hal itu holding energi belum bisa memberikan jaminan terhadap semua kebutuhan di dalam negeri saat ini.
"Apakah akan membawa sinergi dan tata kelola migas nasional yang lebih baik dan menjanjikan," kata Deendarlianto
Sementara itu anggota Dewan Energi Nasional Tumiran menilai rencana pembentukan holding migas haruslah mendukung porsi bauran energi nasional.
Tumiran berharap pemerintah jangan terlalu terburu-buru dengan mempertimbangkan aspek konstitusi, model pengelolaan perusahaan induk-anak.
"Pemerintah harus mempertimbangkan komunikasi efektif antar stakeholder dan pakar energi demi menjawab permasalahan energi nasional, khususnya migas," kata Tumiran.