News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

China Makin Agresif, Borong Aset-aset Perusahaan di Brasil

Editor: Choirul Arifin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

China makin agresif akuisisi aset perusahaan di negara lain, salah satunya di Brasil.

TRIBUNNEWS.COM, SAO PAULO- China boleh jadi tertinggal dari Amerika Serikat dan Inggris Raya dalam perolehan sementara medali di Olimpiade Rio de Janeiro 2016 di Brasil. Namun, soal kepemilikan aset perusahaan milik Brasil, negeri tembok raksasa ini menjadi juara.

Dilansir Bloomberg kemarin, tidak ada negara lain yang melakukan akuisisi perusahaan di negeri samba lebih banyak dari China. Negara Asia ini menduduki peringkat pertama dengan nilai kesepakatan akuisisi terbesar.

Setidaknya, perusahaan-perusahaan asal China telah menghabiskan US$ 4 miliar untuk melakukan konsolidasi dengan perusahaan-perusahaan Brasil pada tahun ini. Nilai akuisisi itu merupakan nilai tertinggi sejak 2010 lalu.

Ekonomi terbesar di Amerika Latin ini memang telah berubah jadi lokasi berburu bagi para pengusaha China yang hendak melakukan akuisisi. Apalagi, perusahaan-perusahaan Brasil juga tengah mencari peluang untuk membantu mereka melewati resesi terpanjang dalam satu dekade terakhir. Penurunan di sektor industri hingga 50% dalam lima tahun terakhir meningkatkan daya beli perusahaan-perusahaan asal China.

Joseph Gallagher, Head of Mergers and Acquisitions Asia Pasific Credit Suisse Group, menyatakan, Brasil memang menyambut baik investasi dari China setelah situasi ekonomi dalam negeri mereka sedang sulit.

China masih akan terus melirik Brasil dalam beberapa waktu ke depan. Alasannya, pengurangan utang jadi motivasi pengusaha Brasil untuk menjual sahamnya.

Sebut saja, Camargo Correa SA, perusahaan yang berbasis di Sao Paulo, tengah memangkas utangnya dan setuju menjual sahamnya sebesar 24% kepada CPFL Energia SA milik China.

Vale SA, penambang bijih besi, juga sepakat melepas tiga kapal mereka ke konsorsium China senilai US$ 269 juta, Juli lalu.

Renato Ejnisman, Head of Banco Bradesco SA, mengatakan, banyak perusahaan Brasil menjual aset yang menarik dengan harga bagus untuk mengurangi utang mereka.

Harga jual perusahaan juga lebih murah lantaran merosotnya nilai tukar dolar AS. Ini membuat aset Brasil terlihat menarik di mata investor.

Brian Gu, Co-Head of Asia Pacific Merger and Acquisitions JPMorgan Chase & Co,  menambahkan potensi pasar Brazil dengan populasi 200 juta jiwa juga menarik.

Reporter: Shuliya Indriya Ratanavara

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini