TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Industri sawit olahan ternyata tidak hanya bisa memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap minyak dan beragam produk turunan lainnya. Sawit juga mampu menghasilkan tenaga listrik berskala besar.
General Manager AsianĀ Agri, Freddy Widjaya, mengatakan tenaga listrik tersebut bisa dihasilkan dari limbah sawit.
Menurutnya, tenaga listrik dari limbah sawit ini bisa menjadi solusi terbaik bagi kelangkaan listrik nasional karena bahan bakunya terbarukan.
"Itu yang dibuktikan Asian Agri selama lima tahun belakangan dengan cara membangun lima pembangkit listrik tenaga biogas (PLTBG) di Riau, Jambi, dan Sumatera Utara. Masing-masing PLTBG itu menghasilkan 2 megawatt listrik. Target kami, ada 20 PLTBG yang dibangun sampai 2020," tutur Freddy, Minggu (28/8/2016).
Freddy mengatakan, daya listrik yang dihasilkan PLTBG tersebut lebih dari mencukupi kebutuhan pabrik sawit yang ditaksir hanya 700 kilowatt.
Karenanya, sambung dia, masih ada sisa daya (excess power) sebesar 1,3 megawatt.
"Dalam perhitungan kami, jika satu rumah tangga membutuhkan 900 watt, maka kelebihan daya yang dimiliki Asian Agri saat ini bisa digunakan lebih dari 7 ribu rumah tangga," tambahnya.
Dengan target membangun 20 PLTBG hingga 2020,Freddy optimistis kelebihan daya listrik keseluruhan yang dimiliki Asian Agri sebagai bagian kelompok usaha Grup Royal Golden Eagle (RGE) bisa memenuhi kebutuhan 28 ribu rumah tangga.
Ia mengatakan, perintisan PLTBG ini merupakan komitmen ASian Agri untuk membantu pemerintah mengurangi ketergantungan bahan bakar minyak impor dan menyediakan energi alternatif ramah lingkungan.
"Garis besarnya, kami sudah bisa menghasilkan energi terbarukan yakni biodiesel, dan mengolah limbah cair sawit (POME) untuk menghasilkan biogas sebagai sumber energi listrik. Untuk diketahui, pengolahan POME juga mengurangi emisi gas rumah kaca," tambahnya.
Freddy mengatakan, total luas wilayah perkebunan Indonesia mencapai 8,4 juta hektare yang menghasilkan 21,3 juta ton minyak sawit.
"Dari total perhitungan itu, Bayangkan saja kalau seluruh pelaku industri kelapa sawit melakukan hal serupa. Saya meyakini, kelangkaan listrik di berbagai daerah Indonesia hanya tinggal kenangan," tandasnya.
Sebelumnya, Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian Energi Sumber Daya Mineral, Rida Mulyana mengatakan, komitmen Asian Agri ini bisa menjadi inspirasi perusahaan-perusahaan sejenis.
"Asian Agri bisa menjual listriknya dari PLTBG ini ke PLN. Langkah tersebut juga sejalan dengan program pemerintah membangun pembangkit listrik 35.000 MW," ujar Rida.
Rida menjabarkan, pembangunan PLTBG ini juga memberikan nilai tambah bagi perusahaan, utamanya terkait komitmen terhadap lingkungan.
"Pembangkit ini kan memanfaatkan gas methan yang dihasilkan dalam pengolahan. Gas tersebut jika lepas ke atmosfir lebih berbahaya ketimbang karbondioksida. Dengan memanfaatkan gas ini menjadi listrik, hal ini akan mengurangi dampak lingkungan," pungkasnya.