TRIBUNNEWS.COM, BALI - Maraknya demonstrasi menolak reklamasi teluk Benoa yang berujung pada pembakaran ban di beberapa tempat wisata di Bali ternyata mulai berpengaruh pada keinginan turis asing khususnya Jepang dan beberapa negara Asia untuk mengunjungi Bali.
Foto-foto pembakaran ban yang diambil para turis yang melihat peristiwa tersebut menyebar luas melalui di jejaring sosial media dalam dan luar negeri.
Santoso yang mewakili sebuah travel agen di Denpasar, berharap pemerintah pusat segera mengeluarkan jaminan keamanan sehingga situasi wisata Bali menjadi kondusif.
"Bali tidak punya sumber daya alam seperti minyak dan gas atau emas yg melimpah. Potensi terbesar Bali adalah pariwisata dan tanpa jaminan keamanan maka dipastikan turis akan takut berlibur ke Bali," ujar Santoso, Selasa (30/8/2016).
Keluhan serupa juga terlontar dari travel agen lainnya.
Yusuf Martatama yang mewakili sebuah travel agen di Jakarta, menjelaskan pihaknya seharusnya membawa rombongan turis Jepang berjumlah 150 orang untuk berlibur ke Bali pada pertengahan September nanti.
Namun kemarin siang, para turis ini membatalkan rencana mereka dengan alasan keamanan sebagaimana yang disampaikan melalui surat elektronik.
Yusuf sudah coba meyakinkan bahwa kondisi Bali tetap aman bagi wisatawan. Sayangnya, penjelasan itu tidak cukup mampu membuat rombongan turis itu percaya.