TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pada semester I 2016, PT Pertamina (Persero) mencatatkan laba bersih sebesar 1,83 miliar dollar AS (Rp 23 triliun). Perseroan mendapatkan laba sebesar itu dari hasil efisiensi.
Wakil Ketua Komisi VII DPR, Fadel Muhammad menilai cara Pertamina mendapatkan laba bersih harus diklarifikasi kembali. Pasalnya Fadel curiga jika Pertamina meraup keuntungan dari penjualan BBM jenis Premium.
"Itu yang akan kita klarifikasi laba Pertamina. Apa benar akibat penjualan Premium," ujar Fadel dihubungi wartawan, Rabu (31/8/2016).
Fadel mengatakan tidak ingin Pertamina mendapatkan laba bersih dari hasil margin penjualan BBM jenis Premium. Karena beban tersebut diberikan kepada masyarakat miskin.
"Kasihan masyarakat harus menanggung beban di atas keuntungan Pertamina, kita akan luruskan hal ini," ungkap Fadel.
Rencananya DPR Komisi VII akan memanggil Pertamina pada Kamis (1/9/2016) untuk melakukan rapat dengar pendapat. Pelaksana tugas Menteri Energi Sumber Daya Mineral Luhut Binsar Pandjaitan pun diminta untuk datang dalam pertemuan tersebut.
"Kita agendakan Kamis pekan ini," papar Fadel.