TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sejumlah negara termasuk Indonesia masih akan menghadapi ancaman pelemahan pertumbuhan ekonomi. Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Suahasil Nazara menyebut telah terjadi revisi pertumbuhan ekonomi dunia dari semula 3,8 persen menjadi 3,1 persen.
Menurut Suahasil, hal tersebut akan berdampak langsung terhadap proyeksi perekonomian Indonesia di 2017.
"Ekonomi dunia belum menunjukkan perbaikan," ujar Suahasil di ruang rapat Banggar DPR, Jakarta, Selasa (13/9/2016).
Suahasil memaparkan untuk menggenjot pertumbuhan ekonomi Indonesia, tidak bisa lagi mengandalkan komoditas ekspor baik migas ataupun non migas.
Karena saat ini berbagai macam komoditas baik minyak bumi sampai batubara harganya mengalami anjlok.
Hal yang menyebabkan komoditas tersebut anjlok akibat kurangnya permintaan dari negara-negara pengimpor seperti China.
Karena hal itu pemerintah mencari jalan lain di luar sektor perdagangan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
"Kita bisa banyak berharap pada neraca ekspor impor untuk pertumbuhan ekonomi di 2017," kata Suahasil.