TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT PLN (Persero) mencanangkan program PLTU Nasional untuk meningkatkan pemanfaatan tingkat kandungan dalam negeri.
PLTU tersebut menggunakan bahan bakar kalori rendah dan menggunakan produk-produk buatan industri dalam negeri melalui BUMN Strategis.
Bila 50 persen dari pembangkit skala menengah dan kecil tersebut dibuat di dalam negeri, secara langsung akan menghidupkan lebih dari 14 perusahaan BUMN Strategis.
Sebelumnya PLTU memiliki utilitas rendah dan lebih dari 190 perusahaan swasta.
“Bayangkan, jika 50 persen saja pembangkit skala menengah dan kecil menggunakan tingkat kandungan dalam negeri sudah bisa menghidupkan lebih dari 200 perusahaan BUMN dan Swasta," ujar Direktur Pengadaan PLN Supangkat Iwan Santoso di sela acara pembukaan rangkaian Hari Kelistrikan Nasional yang digelar di JCC, Jakarta (28/9/2016) .
Saat ini sedikitnya terdapat 201 unit PLTU skala kecil dan menengah yang terdiri dari 30 unit PLTU 100 MW, 37 Unit PLTU 50 MW, 37 Unit PLTU 25 MW dan 72 Unit PLTU dibawah 25 MW dengan kapasitas total 6.550 MW.
Pembangunan PLTU skala kecil dan menengah ini membutuhkan dana investasi lebih dari Rp 150 Triliun.
Berdasarkan data yang dimiliki PLN yang mengacu pada kementerian perindustrian terkait kemampuan pabrikan dan kontraktor dalam negeri, hampir seluruh komponen pembangkit tersebut dapat dibuat dalam negeri, hanya beberapa komponen yang masih harus di impor yaitu generator dan turbin.
"Berapa besar pertumbuhan ekonomi secara langsung yang dihasilkan dari program PLTU Nasional ini," kata Iwan.
Rencananya PLTU Nasional pertama yang akan dibangun, adalah PLTU Madura dan PLTU Tarahan masing-masing kapasitas 2 x 100 MW serta PLTU Boroko berkapasitas 2 x 50 MW di Sulawesi Utara.