TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Maskapai Sriwijaya Air akan mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia pada Maret 2017. Langkah yang diambil Sriwijaya Air memakai skema Initial Public Offering (IPO).
CEO dan Presiden Direktur Chandra Lie memaparkan saat ini progres melakukan IPO sudah mencapai 70 persen. Rencananya dalam waktu enam bulan ke depan Sriwijaya Air akan mempercepat penyelesaiannya.
"Rencananya Maret 2017, tapi kalau bukan kehendak Tuhan bagaimana," ujar Chandra Lie di kantor pelayanan pajak Gambir, Selasa (27/9/2016).
Chandra mempunyai harapan saat IPO, semua laporan keuangan dan pembukuan Sriwijaya Air group sudah rapi dan tidak ada kerugian. Karena tujuan utamanya Sriwijaya Air melantai di bursa untuk mendapat suntikan modal tambahan.
"Mimpi saya IPO sudah rapih buku saya, untuk seluruh perusahaan ini sangat baik," ungkap Chandra.
Chandra menambahkan harta yang dilaporkan Sriwijaya Air ke dalam program pengampunan pajak, untuk berinvestasi di saham maskapai. Sehingga saat sudah melantai di bursa, saham Sriwijaya Air bisa bernilai tinggi.
"IPO itu mimpi besar, dengan adanya Tax Amnesty saya meminta supportnya uang yang akan masuk bisa membeli saham Sriwijaya Air," kata Chandra.