TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Pertanian telah membuka keran impor untuk jeroan sejak awal tahun. Padahal di 2015, daging tersebut dinilai hanya untuk makanan anjing di negara lain.
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengaku tetap konsisten terhadap kebijakannya tahun lalu.
Menurut Amran, impor jeroan adalah konsistensinya dalam memberikan kesejahteraan kepada rakyat.
"Saya ditanya wartawan 'bapak tidak konsisten jeroan tidak boleh impor'. Kami konsisten pada ideologi, pada kesejahteraan rakyat," ujar Amran di Forum Pertanian 2016, Jakarta, Kamis (29/9/2016).
Menurut Amran impor jeroan memang dibutuhkan masyarakat terutama yang masih butuh konsumsi daging untuk protein.
Hal itu sejalan dengan kedatangan sapi bakalan dari negara tetangga.
"Sapi bakalan yang masuk 800 ribu ekor, bawa jeroan," ungkap Amran.
Saat mengimpor jeroan, Amran mendapat banyak protes dari masyarakat. Pasalnya daging tersebut dinilai mengandung banyak penyakit.
Menanggapi hal tersebut, Amran menegaskan bahwa penyakit bukan berasal dari jeroan, melainkan dari sapi impor. "Memang sapi nyebrang ke Indonesia hilang penyakitnya," papar Amran.