TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti menceritakan suka duka menjadi pejabat negara.
Menurut wanita asal Pangandaran, Jawa Barat ini, banyak pengalaman menarik saat dirinya menjadi pejabat publik.
Salah satunya, sering diajak berfoto oleh masyarakat saat mengunjungi suatu tempat.
"Di New York lagi jalan ada yang samper 'Bu menteri ya. Saya mahasiswa di sini bu. Foto ya bu ya'. Kenikmatan hidup sekarang sukar. Semua orang mau foto," ujar Susi saat berbincang kepada wartawan di Kantor Kementerian Kelautan dan Perikanan Jakarta, Rabu (28/9/2016).
Susi menuturkan, setelah jadi menteri dirinya sulit untuk berbelanja keperluan pribadi di pusat pemberlanjaan atau mal. Karena, lagi-lagi banyak masyarakat yang ingin berfoto dengan dirinya.
"Kadang-kadang mau belanja ke mal sebentar, belum apa-apa pelayannya sudah minta foto duluan. Entar orang dari luar masuk lagi minta foto. Tidak jadi belanja malah pulang," ucap wanita kelahiran 15 Januari 1965 ini.
Namun, Susi juga merasa senang menjadi menteri. Karena bisa mengeluarkan kebijakan yang tidak mungkin dilakukan oleh pejabat.
Salah satunya, kebijakan menenggelamkan kapal asing yang terlibat penangkapan ikan ilegal.
"Ya senangnya tadi, bisa bisa lakukan yang tidak bisa dipikirkan orang. Bahkan, Jenderal bintang tiga, bintang empat, Angkatan Laut saja tidak percaya laut Indonesia bisa sepi," tandas pemilik maskapai penerbangan Susi Air ini.
"Dulu pasar malam itu puluhan pulau. Sekarang sudah tidak ada lagi. Senang dengan pencapaian seperti itu."
Sekadar informasi, Susi Pudjiastuti telah dilantik menjadi Menteri Kelautan dan Perikanan pada 26 Oktober 2014 oleh Presiden Joko Widodo.
Dia harus melepaskan jabatannya sebagai presiden direktur di PT ASI Pudjiastuti Marine Product dan PT ASI Pudjiastuti Aviation
Saat menjadi menteri, Susi sering mengeluarkan kebijakan yang kontroversial. Salah satunya, menenggelamkan kapal asing yang terlibat dalam penangkapan ikan secara ilegal.
Namun kebijakannya tersebut mendapatkan penghargaan dari WWF. Pada 16 September 2016, WWF menyebut Susi sebagai salah satu pemenang Leaders for a Living Planet Award.
Penulis: Achmad Fauzi