News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Fasilitasi Pembentukan Ekosistem Desa Kreatif Tenun Ikat Sikka dan Maumere

Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Setelah tiga bulan sejak Juli 2016 Badan Ekonomi Kreatif melakukan Pembinaan dan Pendampingan terhadap 50 penenun yang mewakili dari 6 Desa di Kabupatem Maumere, hari ini bertempat di Sylvia Hotel Maumere dilakukan acara penutupan Program Fasilitasi Pembentukan Ekosistem Desa Kreatif di Kabupaten Maumere.

Perubahan tersebut dapat dilihat dari semangat para penenun dalam mengikuti tahapan demi tahapan selama pembinaan dan pendampingan mulai dari bagaimana memanfaatkan alam sebagai sumber utama untuk bahan pewarnaan, kemudian bagaimana membudidayakan bibit untuk bahan bakunya, bagaimana berkreasi dengan pengenalan pola tanpa harus meninggalkan nilai-nilai tradisi, bagaimana para penenun mengenal trend, serta bagaimana membuat hitungan nilai dari hasil karyanya.

Dari 50 penenun yang ikut dalam program ini, hari ini kita disuguhi sebanyak 76 hasil karya tenun ikat Sikka yang mengalami transformasi baik dalam pewarnaan, penggarapan serta keragamannya. Kalau dulu sebelum ikut dalam program ini kebanyakan hanya membuat kain tenun ikat tradisional, kini sudah dapat membuat baju dari kain tenun ini tanpa merusak nilai kearifan lokalnya dan lebih dapat diterima oleh khalayak luas.

Hasil karya tenun ikat Sikka yang dibuat selama tiga bulan dalam program ini kesemuanya akan di bawa dan dipamerkan di Jakarta pada bulan November 2016 nanti.

Bupati Sikka Drs.Yoseph Ansar Rera dalam sambutan penutupan Program Fasilitasi Pembentukan Ekosistem Desa Kreatif di Maumere menjelaskan bahwa Sesuai data dari Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Sikka, di Kabupaten Sikka saat ini memiliki 131 Kelompok tenun ikat yang tersebar di 21 Kecamatan dengan total penenun yang terdaftar sebanyak 2111 penenun.

“Perkembangan serta permintaan Tenun Ikat Sika terus meningkat, namun ada kendala yakni bagaimana Tenun Ikat Sikka ini mampu menjadi perhatian pasar yang lebih luas. Melalui Program Fasilitasi Pembentukan Desa Kreatif khususnya untuk Kain Tenun Ikat Sikka, selaku Bupati Sikka kami menyampaikan penghargaan setinggi-tingginya kepada Bekraf, melalui program ini seperti yang kita lihat pada pagi ini, Tenun Ikat Sikka akan siap diterima oleh pasar yang lebih luas,” papar Bupati Sikka.

Pada kesempatan itu, Bupati Sikka juga mengajak kelompok-kelompok tenun yang ada di Sikka untuk kembali menanam Kapas, kembali ke bahan alam, juga meminta Kepala Dinas Pariwisata Sikka untuk melakukan sinergi dan koordinasi agar program ini tetap berjalan.

Terkait dengan Program tersebut, Deputi Infrastruktur Bekraf Hari Santosa Sungkari menjelaskan bahwa Pembentukan Ekosistem Desa Kreatif tersebut dimaksudkan untuk mengenali potensi unggulan desa dengan berusaha mengetahui dari 5 Rantai Nilai Ekonomi Kreatif, serta 4 aktor (Akademisi, Bisnis, Komunitas, Pemerintah, dan Media), serta 2 (dua) daya ungkit yakni forwad linkage dan backward linkage.

Program fasilitasi Pembentukan Ekosistem Desa Kreatif memiliki tujuan besar, yaitu; peningkatan PDRB, peningkatan jumlah tenaga kerja terampil, serta pengembangan ekonomi berbasis kearifan lokal.

“Bermula dari pemahaman akan potensi yang ada di desa khususnya dari 16 subsektor ekonomi kreatif tersebut kita akan angkat guna dapat mengembangkan ekonomi daerah. Ekosistem juga ditujukan agar subsektor unggulan memiliki nilai tambah (value added) yang tinggi terutama dalam hal kualitas produk, sehingga mampu melahirkan banyak usaha rintisan, startup, wirausaha dan UKM dibidang ekonomi kreatif,” jelas Hari Santosa Sungkari.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini