TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Rajawali Nusantara Indonesia (Persero) bersama PT Pertamina (Persero) dan Toyota Motor Corporation menjalin kerjasama pengembangan biomassa napier grass atau biasa disebut rumput gajah sebagai bahan baku biofuel.
Kerjasama itu sebagai upaya mendukung program ketahanan energi yang dicanangkan Pemerintah serta dalam rangka pemanfaatan biomassa sebagai sumber energi terbarukan.
Direktur Utama PT RNI Didik Prasetyo, mengatakan, di tengah semakin menipisnya cadangan energi fosil dunia maka ketergantungan terhadap bahan bakar fosil harus mulai dikurangi sedikit demi sedikit.
Karena itu, pengembangan energi terbarukan sudah menjadi keharusan yang tidak dapat ditunda.
"RNI berupaya berperan aktif dalam pengembangan energi terbarukan yang berbasis perkebunan, salah satunya melalui pemanfaatan biomassa yang dihasilkan dari rumput gajah menjadi biofuel,” ujar Didik, di Jakarta, Kamis (6/10/2016).
Didik mengatakan, sebagai langkah awal, sejak 2015 Pusat Penelitian Agro milik PT PG Rajawali II Cirebon telah menyiapkan lahan seluas 7 ha di HGU PG Jatitujuh, Majalengka.
Hal itu untuk keperluan riset pengembangan tanaman yang berpotensi sebagai sumber energi.
Pemanfaatan rumput gajah itu sendiri tidak terlepas dari kandungan biomassa yang tinggi sehingga cocok digunakan sebagai salah satu bahan pembuat biofuel.
“Iklim di Indonesia sangat mendukung pengembangan rumput gajah. Selama ini rumput gajah belum banyak dimanfaatkan selain sebagai makanan ternak, bahkan terkadang dibiarkan tumbuh secara liar, padahal kandungan biomassanya cukup baik untuk dijadikan sumber energi terbarukan,” kata Didik.
Pengembangan biofuel ini berkelanjutan, baik dari sisi pasokan bahan baku, riset, pengembangan, dan kebermanfaatan digagas kerjasama kemitraan strategis antara PT RNI, PT Pertamina dan Toyota Motor Corporation.