TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Terobosan Pemerintah RI mengatasi distribusi bahan bakar minyak (BBM) di wilayah Papua diapresiasi.
Harga BBM yang sebelumnya Rp60 ribu-Rp100 ribu per liter kini bisa diperoleh dengan harga Rp 6.450 untuk premium dan Rp 5.150 per liter untuk solar.
Kebijakan ini membuat harga pembelian BBM di Papua bisa sama dengan kondisi harga di Jawa dan daerah lain di Indonesia.
Ketua Umum DPP Projo, Budi Arie Setiadi mengatakan hal ini sebagai kebijakan yang bersejarah dan sangat tepat.
"Sangat tepat karena dalam Nawacita merupakan pelaksanaan konsepsi membangun dari pinggirin," ujar Budi.
Budi Arie Setiadi mengatakan kesenjangan pembangunan yang disebabkan oleh disparitas harga bisa diminimalkan.
"Sehingga setiap anak bangsa di manapun mereka berada bisa memperoleh rasa keadilan dalam pembangunan nasional," ujarnya.
"Kami mendukung penuh kebijakan ini. Ekonomi biaya tinggi berangsur-asur harus dihilangkan. Ini era kompetisi antarbangsa dan Indonesia harus terus maju dan mampu bersaing," kata Budi Arie Setiadi.
Seperti diberitakan, Presiden RI Joko Widodo berupaya mempercepat gerak perekonomian di wilayah provinsi yang didominasi oleh pegunungan dan dataran tinggi tersebut.
Melalui Pesawat Air Tractor pengangkut BBM bisa menembus wilayah pegunungan dan pedalaman Papua yang selama ini relatif sulit untuk dijangkau.
"Pertamina selalu komit dengan kebijakan yang dicanangkan Pemerintah. “At any cost”, pasti kami sebagai kepanjangan tangan pemerintah akan menanggung biayanya,” ujar Direktur Utama PT Pertamina Dwi Soejipto, Selasa (18/10/2016).
Pertamina mendatangkan pesawat khusus, Air Tractor, difasilitasi Pelita Air Service membuat pengiriman BBM via udara sebagai moda khusus .