TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Asosiasi Pertambangan Rakyat Indonesia (APRI)membantah terkait tuduhan kegiatannya selama ini merusak lingkungan. APRI menjelaskan tidak menggunakan bahan kimia untuk melaksanakan aktivitas pertambangan selama ini.
Ketua Umum APRI Gatot Sugiharto memaparkan penggunaan bahan kimia dalam proses penambangan jauh lebih aman daripada yang dipakai petani selama ini.
"Tidak lebih buruk ketimbang penggunaan pestisida, herbisida, dan pupuk kimia yang digunakan petani yang juga mencemari lingkungan," ujar Ketua Umum APRI Gatot Sugiharto, di kantornya, Minggu (30/10/2016).
Gatot juga menjelaskan pertambangan rakyat memanfaatkan lahan hutan sangat sedikit. Gatot membandingkan dengan perkebunan yang membutuhkan wilayah lahan.
Dalam pemaparannya Gatot, pembukaan lahan perkebunan bagi 1.000 orang. Karena hal itu setiap pertambangan rakyat membutuhkan lahan hutan minimal 1.000 ha.
"Kegiatan pertambangan rakyat, untuk menyediakan lapangan pekerjaan bagi 1.000 orang cukup membuka hutan seluas 1 ha," ungkap Gatot.