TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - PT Pertamina (Persero) meraih laba bersih 2,83 miliar dollar AS selama sembilan bulan 2016.
Pencapaian tersebut naik 209 persen dibandingkan dengan tahun pencapaian pada periode yang sama di 2015 sebesar 914 juta dollar AS.
'Peningkatan kinerja operasi dan efisiensi dari berbagai inisiatif dan langkah terobosan yang dilakukan perusahaan," ujar Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto di kantor pusat PT Pertamina, Jakarta, Selasa (8/11/2016)
Dwi mengatakan upaya Pertamina dalam melakukan berbagai langkah efisiensi dari berbagai kegiatan inisiatif. Hal itu juga menjadi langkah terobosan yang signifikan dalam peningkatan laba bersih perusahaan.
"Pertamina sebagai perusahaan nasional juga memiliki tanggung jawab untuk memastikan pasokan energi selalu dalam kondisi aman untuk ketahanan energi nasional," kata Dwi.
Hingga akhir triwulan III 2016 Pertamina membukukan pendapatan sebesar 26,62 miliar dollar AS turun sekitar 16,8 persen dari pendapatan pada periode yang sama 2015. Hal itu disebabkan penurunan harga minyak mentah.
“Kendati terjadi penurunan sebesar 16,8 persen, Pertamina mencapai laba bersih 2,83 miliar dollar AS," kata Dwi.
Kinerja hulu pada periode triwulan III 2016 ini mencapai 646 ribu barel setara minyak per hari terdiri dari 309 ribu barel per hari minyak dan 1.953 mmscfd gas. Pencapaian tersebut menunjukkan peningkatan sebesar 12.3 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2015. Sementara pencapaian produksi listrik panas bumi mencapai 2.233 GwH setara listrik.
Adapun, transportasi gas mencapai 393 BSCF dengan penjualan gas perusahaan mencapai 530 BBTU. Breakthrough Project 2016 yang ditargetkan mencapai 1,64 miliar dollar AS hingga akhir tahun 2016, hingga akhir triwulan ke – III telah tercapai sebesar 1,643 miliar dollar AS.
Capaian tersebut berasal dari efisiensi dan penciptaan nilai tambah serta proyek terobosan perusahaan.
Efisiensi biaya operasi hulu sebesar 834 juta dollar AS yang menjadi penyokong utama bagi realisasi Breakthrough Project 2016. Hal itu mencerminkan strategi perusahaan untuk fokus pada lapangan-lapangan kerja yang memberikan dampak finansial besar bagi perusahaan.
Pertamina juga berhasil menekan biaya pokok produksi kilang yang berada di kisaran 104,2 persen MOPS hingga September 2015, turun menjadi 98,2 persen pada periode yang sama tahun ini, dan menjadikan harga produk kilang Pertamina lebih kompetitif.
Yield valuable product kilang juga meningkat dari semula di kisaran 74,39 persen hingga September 2015, hingga September 2016 menjadi 77,79 persen.
Adapun, penjualan BBM dan non BBM meningkat tipis dibandingkan dengan tahun lalu. Penjualan BBM pada triwulan III 2016 mencapai 47,77 juta KL atau naik tipis sekitar 4,3 persen dari 45,81 juta KL pada periode yang sama tahun lalu.
Sementara untuk penjualan Non BBM sampai dengan akhir September 2016 mencapai 6,64 juta KL dari atau naik 4,8 persen dari periode yang sama pada tahun sebelumnya.
Pertamina telah berhasil melakukan penetrasi berbagai varian produk BBM, khususnya Bahan Bakar Khusus Pertamax Series yang meningkat 206 persen dari periode yang sama tahun 2015, menjadi 6,21 Juta KL.