TRIBUNNEWS.COM, SHENZEN- Di tengah hiruk pikuk terpilihnya Donald J. Trump sebagai Presiden AS, raksasa teknologi asal China, Alibaba, mencetak rekor penjualan online terbesar di dunia dalam ajang promo Single Day.
Singles Day alias Hari Jomblo sedunia merupakan perayaan informal bagi mereka yang tak memiliki pasangan yang dirayakan setiap tanggal 11 November.
Sejak 2009, Alibaba memanfaatkan hari jomblo tersebut dengan menggelar pesta diskon.
Jumat (11/11/2016) lalu Alibaba kembali menggelar festival Singles Day dan transaksi pun meledak ! Dalam satu jam pertama saja, Alibaba sudah mencetak penjualan senilai US$ 5,2 miliar.
Bagai argo taksi yang menggelinding di jalan bebas hambatan, nilai transaksi terus membesar. Dalam delapan jam pertama, nilai transaksi sudah menembus US$ 9 miliar.
Singles Day tahun ini bakal menembus rekor nilai transaksi tahun lalu yang senilai US$ 14,3 miliar.
Jumlah ini jauh melebihi nilai transaksi yang tercipta saat Black Friday plus Cyber Monday.
Ajang bernilai miliaran dollar ini melibatkan penjualan produk-produk merek internasional dan menggaet lebih dari 100 juta orang yang berbelanja.
Baca: Alibaba Panen 13,36 Miliar Dolar di Single Day
Dalam beberapa jam pertama, lebih dari 80 persen transaksi berlangsung di smartphone.
Alibaba kemudian menggelar pengalaman virtual reality dan permainan augmented reality untuk menjaga jempol dan bola mata konsumen agar tetap terpaku pada tombol beli.
Singles Day tahun ini dimeriahkan pula oleh penampilan sejumlah selebriti. David dan Victoria Beckham tampil menjajakan wiski dan kacamata hitam di atas panggung.
Dua puluh menit kemudian, boy band Mandopop mengguncang dengan yanyian "Saya akan mengajarkan Anda untuk membeli." Tampil pula bintang NBA Kobe Bryant, ikon di dunia basket.
CEO Alibaba Jack Ma, bahkan ikut tampil. Ma melakukan trik kartu dengan Scarlett Johansson. Untuk merayakan ulang tahun ke-10 di tahun 2019 nanti, Ma mengatakan kepada CNN, "Kita harus di New York atau Paris."
Alibaba menjual cardboard VR set seharga 15 sen beberapa minggu menjelang Singles Day.
Pembeli kemudian menggunakan VR set tersebut di ponselnya untuk memasuki pengalaman VR dengan toko mitra.
Beberapa perusahaan menggunakan Singles Day untuk mengungkap produk yang disesuaikan untuk konsumen China.
Mulai dari selai kacang Smuckers dan jelly diisi Oreo.
Tapi otoritas China memperingatkan Alibaba dan situs e-commerce China lainnya agar tidak ada penjualan palsu dalam ajang Singles Day tahun ini.
Asosiasi perdagangan bulan lalu menekan mendesak Perwakilan Dagang AS agar menempatkan Alibaba dalam "daftar perusahaan jahat" karena menjual barang bajakan.
Ma mengatakan, perusahaannya mencegah penjualan barang palsu dengan mengumpulkan data tentang pembeli dan penjual barang palsu dan melaporkan mereka ke polisi.
"Tahun lalu, melalui kerjasama dengan polisi, kami (menangkap) lebih dari 500 orang," kata Ma.
Singles Day ala Alibaba juga sedang diselidiki oleh Securities and Exchange Commission AS.
Sebelumnya banyak pihak mengkritik Alibaba yang dituding menggunakan gross merchandising volume (GMV) untuk mengukur penjualan pada acara blockbuster.
GMV menunjukkan jumlah total penjualan selama periode waktu tertentu, namun tidak memperhitungkan adanya pengembalian barang oleh konsumen, atau ketidakmampuan penjual memenuhi permintaan karena kehabisan barang.
Presiden Alibaba Michael Evans menolak berkomentar dengan alasan penyelidikan SEC sedang berlangsung.
Dia mengatakan, Singles Day sedang diaudit secara independen PricewaterhouseCoopers.
Namun pemeriksaan itu tidak mencegah merek-merek kelas dunia untuk berpartisipasi dalam Singles Day Alibaba.
Sebut saja Burberry, Apple dan Victoria Secret yang membuat debut mereka tahun ini, menyusul langkah Adidas dan Gap.
Sumber: CNN Money