TRIBUNNEWS.COM, NEW YORK - Jaringan ritel mode Gap Inc menyatakan bakal menutup lebih banyak toko dibandingkan perkiraan sebelumnya.
Hal ini sejalan dengan penurunan lalu lintas konsumen selama musim belanja liburan. Pada Kamis (17/11/2016) waktu setempat, saham Gap turun 4,9 persen ke level 29,21 dollar AS.
"Sejalan dengan tren lalu lintas (pengunjung) yang menantang terus berlanjut, kami sangat berinvestasi pada pemasaran portfolio merek kami selama musim liburan," ujar Direktur Keuangan Gap Sabrina Simmons.
Saat ini Gap menyatakan bakal menutup 65 toko pada tahun 2016 ini. Angka tersebut lebih tinggi dibandingkan perkiraan sebelumnya, yakni 50 toko.
Jaringan ritel mode tradisional kini susah payah bertahan di tengah kehadiran toko-toko online dan jaringan mode fast-fashion seperti H&M, Forever 21, dan Zara yang dikenal karena menawarkan busana yang lebih trendi dengan harga yang lebih murah.
Gap pun menyatakan proyeksi laba mencapai kisaran 1,87 hingga 1,92 dollar AS per lembar saham pada tahun 2016.
Menurut data Thomson Reuters I/B/E/S, para analis secara rerata memprediksi laba Gap mencapai 2,02 dollar AS per lembar saham. Gap melaporkan penurunan penjualan selama tujuh kuartal berturut-turut pada kuartal III 2016.
Hal ini sejalan dengan permintaan brand Gap dan Banana Republic tetap lesu. Pendapatan bersih Gap anjlok menjadi 204 juta dollar AS atau 51 sen per lembar saham pada kuartal III 2016.
Angka ini jauh lebih rendah dibandingkan 248 juta dollar AS atau 61 sen per lembar saham pada periode yang sama tahun lalu.
Sementara itu, penjualan bersih mencapai 3,81 miliar dollar AS pada kuartal III 2016, dibandingkan 3,86 miliar dollar AS pada periode yang sama tahun lalu.
Pada penutupan perdagangan Kamis, saham Gap naik 24,3 persen pada tahun ini.(Sakina Rakhma Diah Setiawan)