TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tak berhasil mengeluarkan diri dari zona merah. Pada pukul 12.00 WIB, indeks mencatatkan penurunan 0,38% menjadi 5.150,57.
Ada 139 saham yang mengalami penurunan. Sementara, jumlah saham yang naik sebanyak 133 saham dan 98 saham lain diam di tempat.
Volume transaksi perdagangan siang ini melibatkan 4,970 miliar saham dengan niai transaksi Rp 2,236 triliun.
Sementara itu, ada delapan sektor yang memerah. Tiga sektor dengan penurunan terbesar antara lain: sektor perdagangan turun 0,94%, sektor keuangan turun 0,62%, dan sektor infrastruktur turun 0,59%.
Tiga saham indeks LQ 45 yang menghuni posisi top losers antara lain: PT Global Mediacom Tbk (BMTR) turun 3,88% menjadi Rp 620, PT United Tractors Tbk (UNTR) Turun 2,93% menjadi Rp 20.675, dan PT Media Nusantara Citra Tbk (MNCN) turun 2,52% menjadi Rp 1.740.
Adapun posisi top gainers indeks LQ 45, diisi oleh PT Elnusa Tbk (ELSA) yang naik 2,93% menjadi Rp 422, PT Adaro Energy Tbk (ADRO) naik 2,33% menjadi Rp 1.535, dan PT Tambang Batubara Tbk (PTBA) naik 2,02% menjadi Rp 11.350.
Bursa Asia melaju
Kondisi sebaliknya terjadi di pasar saham Asia. Siang ini, ada dua faktor yang menyebabkan pasar saham Asia melaju.
Indeks Nikkei tercatat naik 0,49%, indeks ASX 200 Australia bergerak datar dengan kecenderungan positif, dan indeks Kospi Korea Selatan berhasil pulih ke zona hijau setelah sebelumnya turun 0,3%.
Pertama, meredanya penguatan dollar AS. Pada pukul 10.46 waktu Singapura, indeks dollar AS berada di level 101,19 terhadap keranjang mata uang. Bandingkan dengan posisi pekan lalu di level 101,48 per dollar AS.
"Reli dollar kemungkinan sudah terlalu besar dan market sudah priced in dampak Trump dan menanti kenaikan suku bunga acuan pada Desember," jelas Margaret Yang, market analyst CMC Markets.
Kedua, harga minyak dunia. Pagi ini, minyak WTI naik 0,98% menjadi US$ 46,14 per barel.
Sedangkan harga minyak Brent naik 1,13% menjadi US$ 47,39. Kedua jenis harga minyak ini sudah melonjak hampir 5% pada pekan lalu.
Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie