TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Ignasius Jonan melakukan kunjungan kerja ke instalasi PLN Suluttenggo.
Kunjungan dimaksudkan untuk meninjau kondisi kelistrikan PLN Wilayah Sulawesi Utara dan Gorontalo serta beroperasinya PLTP Lahendong unit 6 pada Desember nanti.
Kondisi sistem kelistrikan Sulawesi Utara dan Gorontalo saat ini tengah surplus sebesar 70,9 Mega Watt (MW) dengan daya mampu 414,8 MW dan beban puncak mencapai 343,9 MW.
Hal ini dikarenakan adanya tambahan suplai listrik sebesar 100 MW dari PLTG Gorontalo yang beroperasi September lalu.
Secara keseluruhan PLN telah mengoperasikan PLTP dengan kapasitas sebesar 600 MW dari 1.500 MW kapasitas terpasang di Indonesia. Jumlah ini sama dengan 1/3 total kapasitas seluruh pembangkit panas bumi.
"PLN akan terus berupaya mengembangkan dan menyalurkan energi listrik dari panas bumi, serta energi baru terbarukan lainnya," jelas Direktur Bisnis Regional SNT Machnizon Masri, Senin (28/11/2016).
PLTP Lahendong memiliki 5 unit yang telah beroperasi dengan kapasitas terpasang masing-masing 20 MW. Unit 1 sampai 4 dioperasikan PLN, sementara unit 5 (skema IPP) dioperasikan oleh Pertamina Geothermal Energi (PGE).
Sebagai satu-satu nya pembeli energi Listrik dari Panasbumi diharapkan melalui PLTP Lahendong khususnya 1 - 4 yang digarap langsung oleh PLN, dapat menekan tarif listrik Panasbumi yang saat ini masih diatas harga jual listrik sesuai TDL. Hal ini mengingat pengembangan Panasbumi beresiko tinggi dan saat ini masih sangat mahal biaya investasinya.
Penyaluran energi listrik dari PLTP Lahendong sekaligus menjadi bukti keseriusan PLN mendukung penuh upaya Pemerintah untuk menggenjot pengembangan dan pemanfaatan energi baru dan terbarukan. Karena pemerintah ingin mencapai sekitar 23 persen dari total bauran energi pada tahun 2025.
Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi di Sulawesi Utara jika seluruhnya telah beroperasi akan memiliki kapasitas 120 MW yang terdiri dari Unit 1 sampai unit 6 yang masing-masing berkapasitas 20 MW Saat ini rasio elektrifikasi di Sulawesi Utara telah mencapai 90,15 persen meningkat 3,58 persen dari tahun lalu.