Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, MANADO - Kenaikan suku bunga The Fed secara agresif dinilai dapat mengkerek BI 7-day Repo Rate naik dan akhirnya terjadi ketatnya likuiditas di dalam negeri.
Direktur Utama PT Bank Jawa Barat Banten Tbk (BJB) Ahmad Irfan mengatakan, The Fed telah menaikkan suku bunganya pada Desember 2016 sebesar 25 basis poin dan ada kemungkinan pada tahun depan akan kembali dinaikkan sebanyak lima kali.
"Ini dampaknya BI pasti akan menaikkan suku bunga acuannya, sehingga dapat mengancam suku bunga sigle digit yang diinginkan OJK," tutur Irfan saat pemaparan Economic Outlook 2017 Bank BJB, Manado, Jumat (17/12/2016) malam
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) berharap perbankan nasional dapat memberikan suku bunga satu digit, baik bunga simpanan maupun suku bunga pinjaman, guna menggerakan perekonomian lebih cepat.
"Tapi jika suku bunga acuan sendiri terkerek naik, maka cita-cita kita memberikan suku bunga kredit single digit akan terganggu. Bagi kami, likuiditas is the king," ujar Irfan.
Hingga saat ini, Bank BJB telah memiliki produk yang suku bunganya satu digit seperti Kredit Mikro Utama (KMU) yang berada di level 8,7 persen dan Kredit Cinta Rakyat (KCR) berbunga 8,3 persen.