Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo) menyakini pertumbuhan industri ritel di Tanah Air hingga akhir tahun ini mencapai 10 persen, lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya hanya 8 persen.
Ketua Umum Aprindo, Roy Mandey mengatakan, pada tahun ini Aprindo optimis pertumbuhan industri ritel mencapai angka dua digit atau setidaknya 10 persen karena kondisi makro ekonomi dalam negeri yang membaik.
"Dengan tingkat pertumbuhan ekonomi 4,7 persen pada tahun lalu saja kita tutup dengan pertumbuhan 8 persen. Jadi tahun ini kami yakin 10 persen atau sekitar Rp 200 triliun," ujar Roy di Jakarta, Rabu (28/12/2016).
Roy menjelaskan, pertumbuhan dua digit tersebut terdorong dengan kondisi makro ekonomi pada tahun ini lebih baik dibandingkan tahun sebelumnya, seperti daya beli masyarakat yang mulai membaik karena inflasi dapat ditekan oleh pemerintah di level rendah yakni di bawah 4 persen.
Kemudian harga energi seperti listrik, gas dan bahan bakar minyak (BBM) yang lebih stabil. "Lalu, suku bunga Bank Indonesia yang telah turun tiga kali masing-masing 0,25 persen dan ini membantu masyarakat dalam hal meminjam dana," ucap Roy.
Selanjutnya sentimen positif juga berasal dari paket-paket ekonomi dari pemerintah yang melakukan pemangkasan birokrasi perizinan dan penerapan anggaran pemerintah yang lebih tersetruktur dan tetap sasaran.
"Kemudian, yang membedakan tahun ini dari 2015 yaitu penjualan ritel pada Ramadhan tahun ini cukup signifikan kenaikannya," ujarnya.