News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Terlalu Bernafsu Berburu Gain, Investor Ceroboh Beli Saham Emiten karena Kode Saham yang Mirip

Editor: Choirul Arifin
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Papan informasi perdagangan saham di New York Stock Exchange (NYSE).

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -  Pasar modal merupakan wahana investor membiakkan harta kekayaannya, saat tidak puas menyandarkan pada bunga simpanan bank.

Meski tak selalu menjanjikan keuntungan dalam jangka pendek, banyak investor yang kerap memburu saham-saham perusahaan "blue chip" yang akan menawarkan saham perdana alias initial public offering (IPO) di bursa efek.

Pada umumnya, harga saham perusahaan yang baru IPO dengan fundamental yang bagus akan menanjak dalam waktu singkat sejak sahamnya dicatatkan.

Tapi jangan sampai Anda merugi karena teledor membeli saham perusahaan yang memiliki kemiripan nama.

Hal ini terjadi pada rencana IPO Snap Inc, perusahaan pemilik aplikasi media sosial terkenal, Snapchat. Snap Inc berencana melantai di bursa New York, New York Stock Exchange (NYSE) dengan kode saham SNAP.

Situs Businessinsider, Kamis (9/2/2017) melansir, Snap Inc mengincar dana segar sebesar US$ 3 miliar dari aksi IPO yang diagendakan berlangsung Maret 2017. Total valuasi 100% saham Snap Inc digadang mencapai US$ 25 miliar.

Entah karena terlalu bernafsu, banyak investor bertindak ceroboh.

Seperti diberitakan Bloomberg, Kamis (9/2), hanya berselang empat hari sejak Snap Inc mengajukan rencana IPO di awal Februari lalu, harga saham perusahaan lainnya, yakni Snap Interactive Inc. tiba-tiba melonjak 164%.

Selidik punya selidik, ternyata banyak investor kecele karena mengira Snap Interactive Inc. yang berkode saham STVI itu adalah pemilik Snapchat. Padahal pemilik Snapchat adalah Snap Inc.

Sebagai gambaran, Snap Interactive Inc. merupakan layanan video chat dan kencan online yang tidak terkenal.

Kejadian serupa juga pernah terjadi pada saham Tweeter Home Entertainment Group Inc. Kejadian bermula saat perusahaan media sosial ternama Twitter Inc merencanakan IPO.

Yang terjadi kemudian adalah harga saham Tweeter Home dengan kode saham TWTRQ melonjak 685% karena aksi beli investor yang menduga perusahaan ini adalah Twitter, penyedia layanan mikroblog ternama yang didirikan oleh Jack Dorsey.

Padahal, huruf Q merupakan indikasi perusahaan dalam kondisi bangkrut. Twitter sendiri saat itu baru mengajukan rencana IPO, dengan kode saham TWTR.

Kisah lainnya adalah melonjaknya harga saham Oculus Visiontech Inc sebesar 155%, setelah Facebook Inc mengumumkan akan mengakuisisi Oculus VR Inc. Dalam kasus ini, investor salah sasaran, karena membeli saham perusahaan yang namanya identik dengan nama perusahaan yang akan dibeli Facebook.

Akibat hal-hal sepele ini, banyak investor yang akhirnya merugi. Ini tentu menjadi pelajaran berharga, agar investor agar lebih cermat.

Reporter: Yuwono Triatmodjo

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini