TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua Komisi VII DPR Satya Widya Yudha menegaskan kebijakan pangkas rantai pasokan gas sangat penting.
Hal itu yang membuat harga gas untuk industri menjadi mahal.
Satya memaparkan banyak trader gas di Indonesia tapi hampir semua tak punya infrastruktur untuk penyaluran. Namun yang mereka incar menurut Satya memperpanjang rantai pasokan.
"Hanya bertindak sebagai calo pemburu rente tanpa modal. Trader ini membuat rantai pasokan gas menjadi panjang dan harga gas menjadi tidak efisien," ujar Satya.
Satya memaparkan pelaku industri gas saat ini harus membeli lewat trader. Namun ke depannya Komisi VII DPR RI sepakat agar memangkas rantai pasokan.
"Industri dipaksa beli lewat trader, seharusnya pemerintah ambil aksi untuk tidak lagi boleh ada trader apalagi multitrader," tegas Satya.
Dijelaskan Satya, proses gas ini biasanya di downstream itu ada calonya sebelum ke end-user. Sehingga hanya dengan aturan jelas dan tegas maka harga gas bisa turun.
"Sekarang hanya upstream saja yang diatur. Kita minta pemerintah atur midstream dan downstream sehingga tak lagi ada yang ambil marjin besar. Setiap lapisan ditentukan masing-masing harga sampai ke konsumen," ungkapnya.
Sementara itu Anggota Dewan Energi Nasional (DEN) Rinaldy Dalimi mengatakan upaya pemerintah untuk menurunkan harga gas menjadi salah satu fokus yang telah dicermati DEN sejak lama.
Masalah infrastruktur yang tidak beres menyebabkan banyaknya calo.
"Dalam waktu dekat pemerintah akan mengeluarkan kebijakan penurunan gas mungkin dengan membereskan infrastruktur," ungkapnya.