TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Eksekutif Indonesian Club, Gigih Guntoro mengatakan, saat ini memang tidak mudah mencari figur calon Dirut Pertamina yang akan menghadapi peluang dan tantangan di sektor migas.
"Dewan komisaris harus memiliki aspek prudent atau kehati-hatian dalam memilih calon dirut," kata Gigih Guntoro di Jakarta, Sabtu (25/2/2017).
Dikatakannya, langkah kehati-hatian dilakukan supaya pemerintah tidak salah dalam mengambil keputusan yang dapat menjadi bom waktu.
Baca: Yenni Andayani Jadi Plt Direktur Utama Pertamina
"Dewan komisaris harus obyektif dan transparan dalam menjaring calon dirut BUMN sektor migas ini," katanya.
Berkaca pada problem leadership dan profesionalitas terkait dicopotnya Dwi Soecipto , sudah sangat perlu, harus ada uji publik supaya harapan masyarakat terhadap pemimpin BUMN sektor migas tercapai dan bebas dari kepentingan elit politik dan mafia migas
"Saat ini keputusan ada di Presiden. Kita berharap bahwa pemerintah harus memiliki prinsip kehati-hatian dalam memilih pemimpin supaya tepat sehingga mampu membawa pertamina menjadi pemain migas kelas dunia yang disegani seperti dulu," katanya.
Pemerintah harus mempertimbangkan berbagai aspek kepemimpinan , profesionalitas yang telah diakui secara nasional maupun internasional dan background harus bersih dari berbagai kepentingan elit politik serta harus bebas konflik dengan anggota direksi pertamina lainnya.
Baca: Menteri BUMN Belum Putuskan Nama Untuk Isi Jabatan Dirut Pertamina
Juga memiliki integritas dan independensi dari pengaruh kepentingan elit politik dan pengusaha hitam atau bahkan mafia migas.
Menurut pengamat ekonomi ini, pemerintah tidak perlu bergantung dengan ucapannya yang akan mengisisi posisi dirut paling lama 30 hari setelah pencopotan Dwi Soecipto.
"Lebih baik menteri BUMN memperpanjang masa tugas plt Dirut atau menunjuk plt Dirut baru agar punya waktu yang cukup dalam menseleksi calon dirut yang bisa diterima oleh segala pihak," katanya.