TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dalam tiga bulan terakhir, pergerakan harga minyak dunia cenderung meningkat. Meski begitu, pemerintah mensyaratkan tidak akan menaikan harga bahan bakar minyak (BBM) penugasan.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan mengatakan, pihaknya akan mengendalikan harga BBM penugasan seperti premium, solar, dan minyak tanah dengan tidak menaikkan harga BBM.
"Harga BBM yang dikendalikan pemerintah, Premium 88, biosolar, dan kerosen, itu diusahakan April sampai Juni tidak akan naik," ujar Jonan, Jumat (24/3/2017).
Keputusan untuk tidak menaikkan harga BBM tersebut bisa dijalankan karena adanya efisiensi. Selain itu, Pertamina juga diklaim Jonan masih memiliki cadangan dari penurunan harga minyak dunia yang sempat turun hingga US$ 40 per barel.
"Tahun lalu waktu harga minyak turun di bawah US$ 40 per barel, harga eceran BBM-nya tidak kami turunkan. Jadi ada cadangan yang di Pertamina itu bisa digunakan pada saat harga minyak mentah itu naik," kata Jonan.
Baca: Tarif Listrik Dijanjikan Tidak Naik Lagi Sampai Juni 2017
Padahal Pertamina memgaku telah menanggung defisit akibat harga BBM sejak Oktober tahun lalu. Direktur Pemasaran, Muchamad Iskandar bilang, Pertaminatahun lalu secara akumulatif memang memiliki selisih positif dari penjualan BBM penugasan mencapai Rp 2 triliun.
"Namun dana tersebut sudah habis untuk menanggung selisih negatif dari penjualan BBM hingga Januari 2017," tutur Iskandar, Kamis (23/3).
Pemerintah melalui Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) memang dijadwalkan untuk menetapkan kembali harga bahan bakar minyak (BBM) periode April-Juni pada akhir Maret ini.
Dalam penetapannya, pemerintah melihat pergerakan harga tiga bulan terakhir.
Harga jual minyak tanah tetap 2.500 per liter, harga solar bersubsidi tetap 5.150 per liter, dan harga bensi RON 88 penugasan Rp 6.450 per liter.
Reporter: Febrina Ratna Iskana