TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Keuangan memberi sinyal akan mengubah beberapa komponen dalam APBN 2017.
Dirjen Anggaran Kementerian Keuangan Askolani mengatakan, perubahan ini disebabkan kenaikan harga minyak dunia dan kenaikan produksi (lifting) minyak Indonesia dan penguatan nilai tukar rupiah.
“Melihat tren sampai dengan bulan Maret ini, kemungkinan harga ICP yang dapat berubah. Nanti penetapan perubahannya melalui mekanisme APBN-P,” kata Askolani, Sabtu (25/3/2017).
Sebelumnya, Askolani menyebut, dirinya optimistis kenaikan harga minyak dunia, lifting minyak Indonesia dan penguatan nilai tukar rupiah juga dapat mendorong kenaikan PNBP dari sektor migas.
Jika pada 2016, realisasi PNBP sektor migas mencapai Rp 44,9 triliun, Askolani yakin, realisasi tahun ini akan lebih besar.
"Ada tendensi penerimaan migas kita melebihi target di APBN 2017," kata Askolani.
Selain harga ICP dan PNBP migas, menurut Askolani, belum ada lagi komponen lainnya dalam APBN 2017 yang sekiranya dapat berubah dengan mekanisme APBNP.
Ia mengatakan, perubahan masih menunggu mekanisme yang resmi dari pemerintah.
“Nanti ya, tunggu pada waktunya secara resmi dari pemerintah,” katanya.
Dalam APBN 2017, pemerintah menargetkan PNBP sektor migas Rp 63,7 triliun dengan asumsi harga minyak mentah Indonesia (ICP) sebesar US$ 45 per barel.
Target PBNP dalam APBN 2017 lebih rendah dibandingkan target PNPB migas dalam APBN-P 2016 yang sebesar Rp 68,7 triliun dengan asumsi ICP sebesar US$ 40 per barel.
Tak hanya itu, beberapa waktu lalu Menteri Keuangan Sri Mulyani juga mengaku akan mengevaluasi lagi target penerimaan pajak pada tahun ini.
Dalam APBN 2017, pemerintah mematok target penerimaan pajak sebesar Rp 1.307,3 triliun.
Jika dibandingkan dengan realisasi APBN-P 2016, target itu tumbuh sebesar 18%. Target itu jauh lebih tinggi dari pertumbuhan alamiah yang mungkin terjadi pada tahun ini.
Sebab, jika melihat target pertumbuhan ekonomi yang diperkirakan sebesar 5,1% ditambah laju inflasi sebesar 4%, maka pertumbuhan alamiah penerimaan pajak tahun 2017 seharusnya sekitar 9,1%.
Reporter: Ghina Ghaliya Quddus