TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sudhamek AWS, Chairman GarudaFood Group dan Imansyah Deputi Komisioner Manajemen Strategis IA OJK hadir sebagai narasumber Seminar Economic Fair 2017 yang diadakan di Balairung Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW), Jakarta, Kamis (6/4/2017).
Tema yang diangkat dalam seminar kali ini adalah “Be a Succesful Profesional in Economics Asean Community Through Financial Market (BALANCE)”.Rektor UKSW Prof. John A. Titaley membuka seminar ini secara resmi yang ditandai dengan pemukulan gong.
Turut menghadiri pembukaan adalah Dekan Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) UKSW Prof. Christantius Dwiatmadja dan sejumlah dosen FEB dan tamu undangan lainnya.
Dalam sambutannya, Rektor UKSW menyampaikan harapannya agar mahasiswa peserta seminar memanfaatkan kesempatan ini untuk mendapatkan pengetahuan dan terinspirasi dengan materi yang disampaikan pembicara.
Hal senada juga disampaikan oleh Dekan FEB yang ditemui di sela acara. Christantius Dwi Atmadja mengungkapkan kegiatan ini menjadi ajang pembelajaran yang baik bagi mahasiswa karena mereka bisa termotivasi melalui materi yang disampaikan pembicara. Khususnya oleh materi Sudhamek AWS yang juga lulusan FEB UKSW.
Menjalankan perusahaan yang bermula dari bisnis keluarga diakui Sudhamek AWS tidaklah mudah. Sedikitnya ada ada dua masalah yang akan timbul apabila perusahaan keluarga tidak didasari dengan manajemen yang baik.
Masalah-masalah ringan seperti status kepemilikan, hal-hal yang terkait dengan hukum akan menjadi akar masalah besar bila tidak ditangani dengan baik.
Dalam kesempatan ini, Sudhamek yang juga lulusan UKSW untuk gelar Sarjana Ekonomi (1981) dan Sarjana Hukum (1982) ini membagikan tiga kunci untuk menjaga keberlanjutan perusahaannya.
Ketiga kunci tersebut adalah mengembangkan intrapreneurship dalam sistem manajemen, mengembangkan inovasi dan perbaikan berkelanjutan melalui budaya belajar serta membangun sistem kinerja manajemen yang bisa diukur.
Dengan ketiga hal tersebut, diakui Sudhamek menjadi kunci yang dipegangnya selama ini menjalankan perusahaan keluarga agar tetap langgeng. Tidak dipungkiri, tantangan terus muncul baik dari dalam maupun dari luar.
Terlebih saat ini merupakan era Masyarakat Ekonomi Asean dimana persaingan bisnis bagi seluruh negara di Asia Tenggara sangat terbuka.Namun, bagi Sudhamek hal tersebut justru menjadi sebuah tantangan sekaligus peluang.
“Tanpa persaingan, perusahaan yang kita dirikan justru tidak akan tumbuh. Kalau kita mau lihat sudut positif dari sebuah tantangan, maka kita bisa merubahnya menjadi peluang. Era MEA justru membuka peluang untuk masuknya investasi yang menguntungkan bagi perusahaan,” tegas Sudhamek.
Sudhamek juga berpesan agar mahasiswa sebagai generasi muda memanfaatkan energi positif yang dimiliki untuk berani terjun dan bersaing di era MEA.“Selama masih muda, gali potensi dan maksimalkan ilmu yang didapat di bangku kuliah sebagai bekal setelah lulus nanti,” imbuhnya.
Dalam seminar yang dimoderatori oleh Jason Gozali (Founder Komunitas Investor Muda), hadir juga Imansyah Deputi Komisioner Manajemen Strategi IA OJK. Pada kesempatan tersebut beliau memaparkan mengenai Perkembangan dan Kebijakan Sektor Jasa Keuangan yang tengah dilakukan oleh pemerintah melalui OJK.
Seminar hari ini diikuti 1.000 peserta yang terdiri dari mahasiswa dan masyarakat umum. Kegiatan yang diadakan oleh Senat Mahasiswa Fakultas (SMF) FEB ini dirangkai dengan Stock Exchange Competition.