TRIBUNNEWS.COM, DENPASAR - Menteri Kordinator Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan mencak- mencak saat mengunjungi Pelabuhan Benoa, Bali, Kamis (14/4/2017) siang gara-gara belum kunjung terbitnya izin Rencana Induk Pengembangan (RIP) Pelabuhan Benoa oleh Wali Kota Denpasar, IB Rai Dharmawijaya Mantra.
Saat ditanya penyebab hal tersebut, Luhut menjawab dengan nada marah.
"Anda sudah tahu kok masih tanya," kata Luhut.
Pihaknya berencana mempercepat proses penataan Pelabuhan Benoa sebelum digelarnya Annual Meeting IMF pada Oktober 2018.
Penataan tidak hanya perluasan pelabuhan tapi menyangkut penataan fasilitas lain, seperti infrastruktur jalan dan kebersihan areal pelabuhan.
"Kami maunya selesai sebelum Annual Meeting biar tidak jorok. Kalau soal sampah lebih mudah karena izinnya gubernur," kata Luhut.
Proses negosiasi perizinan RIP Pelabuhan Benoa telah berlangsung selama 4 tahun. Namun belum terealisasi karena belum terbitnya izin dari Wali Kota Denpasar. Karena itu, pihaknya akan kembali melakukan pendekatan kepada Wali Kota Denpasar.
Rencananya pada Senin (17/4/2017), utusan Luhut akan mengadakan pertemuan dengan Wali Kota. Namun, Luhut tidak menjamin akan ada kesepakatan dengan Wali Kota nantinya.
"Pendekatan sudah clear, semua dibuat transparan kira-kira maunya apa. Kami akan komunikasi hari Senin," ujarnya.
Sementara itu, Gubernur Bali Made Mangku Pastika enggan berkomentar soal belum terbitnya izin dari Walikota Denpasar.
"Jangan tanya saya, coba tanya ke sana (wali kota)," kata Pastika.
Penulis: Robinson Gamar