TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Rencana ekspansi sektor hulu migas Pertamina di Rusia dan Iran dinilai positif oleh mantan Ketua DPR RI Marzuki Ali.
Menurut Marzuki, investasi di kedua negara tersebut relatif aman. Apalagi, saat ini Iran sudah tidak diembargo. Yang penting, lanjutnya, investasi yang dilakukan sangat menguntungkan.
“Sepanjang hitung-hitungannya menguntungkan, why not? Ini sesuatu yang bagus. Tidak ada alasan untuk resisten menanamkan investasi di negara-negara non tradisonal," ujar Marzuki, Minggu (30/4/2017).
Marzuki tidak menepis, bahwa sikap resistensi Indonesia kepada Iran dan Rusia selama ini, tak lepas dari kiblat Indonesia yang terlalu ke barat.
Padahal, banyak negara lain yang meraup untung besar ketika menjalin hubungan dagang dengan Rusia dan Iran.
"Tidak hanya Cina, namun juga kata Marzuki negara-negara Eropa pun menikmati keuntungan besar," kata Marzuki.
Sementara itu Anggota Dewan Energi Nasional (DEN) Tumiran mengatakan, sudah waktunya Pertamina melakukan ekspansi ke luar negeri. Terlebih, di tengah produksi dalam negeri yang terus menurun.
“Ekspansi ke Rusia dan Iran bagus. Kita sekarang memang harus mencari ruang. Karena di tengah hubungan dengan barat yang tidak bagus, negara-negara itu tetap perlu berbisnis, perlu menjual produk, perlu juga investasi. Jadi, buat Indonesia, ini adalah kesempatan,” kata Tumiran.
Menurut Tumiran, memang sudah waktunya Pertamina melakukan ekspansi ke luar negeri, termasuk Rusia dan Iran.
Terlebih, karena produksi dalam negeri yang terus menurun di satu sisi, namun tetap harus punya jaminan pasokan ke Indonesia di sisi lain. Bahkan, berbagai negara pun, melakukan hal yang sama untuk menjamin pasokan dalam negerinya.
“Negara-negara lain seperti Cina misalnya, dia ada di Indonesia di sektor hulu. Itu untuk memberikan jaminan ke negaranya. Amerika juga begitu. Makanya, saya pikir Pertamina harus punya ruang,” kata Tumiran.
Untuk itu, Tumiran berharap, agar Pertamina mempersiapkan secara matang. Tidak hanya pemahaman mengenai regulasi-regulasi yang berlaku di negara tersebut, namun juga mengenai teknologi ekplorasi dan eksploitasi yang akan dipergunakan.
“Teknologi jangan sampai gagal karena berpengaruh pada cost. Hal ini yang harus dipersiapkan dengan baik oleh Pertamina,” ungkapnya.