Laporan Wartawan Tribunnews.com, Apfia Tioconny Billy
TRIBUNNEWS.COM, LAMPUNG - Pengeboran 23 sumur panas bumi, baik eksplorasi, pengembangan, maupun injeksi untuk kebutuhan PLTP Ulubelu Unit 3 dan 4 telah dituntaskan PT Pertamina (Persero) melalui anak usahanya PT Pertamina Geothermal Energy (PGE).
Total 23 sumur terdiri dari dua sumur eksplorasi dan 21 sumur pengembangan dengan perincian 15 sumur produksi dan 6 sumur injeksi.
Kedua pembangkit geothermal yang dilaksanakan dengan skema total project ini telah menghasilkan listrik dengan total kapasitas 2 x 55 MW, untuk mendukung program listrik 35 ribu MW Pemerintah.
Untuk kawasan Lampung, PLTP ini menyumbangkan 25 persen kebutuhan listrik Lampung.
"PLTP Ulubelu Unit 3 dan 4 berkapasitas 2 x 55 MW telah dioperasikan oleh PGE untuk memperkuat pasokan listrik nasional, khususnya di kawasan Sumatera. Ini merupakan wujud konkret kontribusi Pertamina dalam memanfaatkan energi baru terbarukan di Tanah Air," kata GM Area Ulubelu Dirgo Rahayu, saat ditemui Tribunnews.com di PLTP Ulubelu, Tanggamus, Lampung, Jumat (16/6/2017).
Skema total project berarti PT Pertamina Geothermal Energy ini melaksanakan proyek panas bumi mulai dari usaha pencarian dan produksi uap panas bumi hingga pembangkit listrik dengan produk akhir berupa listrik untuk dipasok kepada PT PLN (Persero).
PLTP Ulubelu Unit 3 telah beroperasi secara komersial sejak Juli 2016. Adapun, PLTP Ulubelu Unit 4 beroperasi komersial dan memasok listrik pada Maret 2017.
Selain kontribusi pasokan listrik, keberadaan pembangkit baru ini juga memberikan efek positif bagi perekonomian setempat.
Selain kemajuan dari pengeboran sumur, Pertamina saat ini telah menyelesaikan sejumlah infrastruktur pendukung yakni 8 Cluster dan jalan.
Selain proyek PLTP Ulubelu, dalam pengembangan energi panas bumi, PGE secara keseluruhan telah memberikan kontribusi sebesar 35 persen dari total wilayah kerja panas bumi yang sudah berproduksi di Indonesia lebih dari 1.600 MW.
PGE sampai 2025 ditargetkan berkontribusi sebesar 2,3 gigawatt (GW) atau 32 persen dari yang dicanangkan pemerintah sebesar 7,2 GW dalam Kebijakan Energi Nasional.