TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Penantian pasar akan rilis risalah FOMC jadi faktor stagnansi rupiah di pertengahan minggu ini. Nantinya jika risalah FOMC bernada hawkish, bukan tidak mungkin rupiah lanjut melemah.
Di pasar spot, Rabu (5/7/2017) valuasi rupiah tergelincir tipis 0,01% ke level Rp 13.365 per dollar AS dibanding hari sebelumnya. Sementara di kurs tengah Bank Indonesia yang diumumkan pagi tadi, rupiah melambung 0,27% di level Rp 13.349 per dollar AS.
Putu Agus Pransuamitra, Research and Analyst PT Monex Investindo Futures pergerakan stagnan rupiah terjadi karena minimnya katalis domestik sementara dari sisi eksternal cenderung wait and see.
Tekanan juga datang dari sajian data ekonomi AS sejak awal pekan yang terhitung positif. Hal ini kembali membuat pelaku pasar optimis memandang tren kenaikan the fed rate sekali lagi tahun ini.
"Katalis domestik sendiri sangat minim pasca inflasi yang naik di awal pekan kemarin," imbuh Putu. Fokus perhatian pasar terhadap rilis risalah FOMC membuat daya tarik terhadap aset berisiko pun mengempis hal ini turut membebani rupiah.
Nantinya jika rilis risalah FOMC menjaga peluang kenaikan The Fed Rate sekali lagi maka kans mata uang Garuda melemah akan kian membesar. "Tergantung dari hasil FOMC, peluang melemah lebih besar lagi untuk Rabu (6/7/017)," Putu memperkirakan.
Reporter: Sanny Cicilia