TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Buruh Jakarta International Container Terminal telah dibiarkan mogok kerja. Hal ini berdampak kepada pelayanan pelabuhan yang buruk.
Direktur Indonesia Port Watch, Syaiful Hasan menilai ada pihak yang memainkan konspirasi pemindahan kapal di pelabuhan Tanjung Priok saat buruh mogok.
Pasalnya di pelabuhan NPCT-1 Syaiful menyebut ada proyek yang cacat tapi dipaksakan.
"Kapal-kapal dipindahkan kesana (NPCT-1) karena mogok (JICT) lalu diikat kontrak supaya pelabuhan yang dibangun serampangan tersebut bisa hidup. Tapi pelayanan jauh dari kata memuaskan," ujar Direktur Indonesia Port Watch, Syaiful Hasan, Minggu (6/8/2017).
Dalam hal ini, Syaiful melihat ada pihak yang sengaja membiarkan mogok JICT berlarut. Sehingga pelabuhan NPCT-1 yang dibangun era Dirut Pelindo II RJ Lino tersebut bisa terisi.
"Bayangkan biaya proyek pembangunannya (NPCT) hampir 2 kali lipat dari pelabuhan Teluk Lamong dengan kapasitas yang sama.
Hal yang juga mencurigakan menurut Syaiful adalah peralatan di Teluk Lamong jauh lebih modern. Menurut Syaiful pelabuhan tersebut diduga terindikasi korupsi.
"Jika hasil audit investigatif BPK soal pelabuhan, kelar itu (NPCT)," ungkap Syaiful.